Buenos Aires (ANTARA) - Argentina akan melonggarkan pembatasan COVID-19 ketika tingkat infeksi dan kematian menurun, demikian pengumuman pemerintah pada Jumat (6/8)
Keputusan itu dibuat bahkan ketika jumlah kasus virus corona di negara Amerika Selatan itu mendekati 5 juta dengan lebih dari 107.000 kematian.
Baca juga: Ilmuwan AS pelajari kemungkinan penularan virus mematikan COVID-19 dari hewan ke manusia
Pemerintah mengatakan rencana pelonggaran itu akan mencakup peningkatan jumlah orang dalam pertemuan tatap muka, pembukaan kembali sekolah dan penambahan jumlah orang yang diizinkan masuk ke negara itu menjadi 1.700 per hari dari 1.000 saat ini.
"Semakin banyak kita menjalani vaksinasi dan menjaga diri sendiri, semakin mampu kita pertahankan pencapaian ini dan maju dalam pembukaan yang berkelanjutan dan progresif," kata Presiden Alberto Fernandez dalam rekaman TV.
Vaksinasi telah meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah lonjakan kasus bulan lalu saat musim dingin melanda Belahan Bumi Selatan, di mana banyak orang tergoda untuk bersosialisasi di dalam ruangan, jauh dari angin dingin yang datang dari Antartika.
Argentina, dengan populasi 45 juta, mengadopsi rencana pelonggaran itu setelah 10 minggu berturut-turut mencatata jumlah kasus yang lebih rendah dan delapan minggu penurunan kematian.
Baca juga: China laporkan 30 kasus baru COVID-19, sebagian besar impor
Namun, para ahli medis memperingatkan terhadap perubahan yang memberi kesan pandemi telah berakhir.
Varian Delta yang lebih menular kemungkinan sudah menyebar di dalam komunitas, kata ahli saraf Conrado Estol yang juga menyoroti rendahnya tingkat pengujian COVID-19 dan tingkat vaksinasi ganda.
Spesialis penyakit menular dan ilmuwan Jorge Geffner yang berbasis di Argentina mengatakan beberapa tindakan pembukaan kembali "tidak rasional."
"Banyak pernyataan keluar dari ranah politik yang memberi kesan bahwa kita sudah melewati pandemi, padahal belum."
Tahap kedua pembukaan kembali, yang tergantung pada tingkat infeksi, akan mencakup kapasitas yang lebih besar untuk pertemuan tertutup, kehadiran tak terbatas di acara-acara terbuka, perjalanan kelompok bagi mereka yang sepenuhnya divaksin, dan pembukaan kembali perbatasan untuk menerima orang asing yang divaksin.
Baca juga: Varian COVID-19 Delta mendominasi dunia
Program ini nantinya akan mencakup pembukaan kembali acara olahraga luar ruangan, yang sangat penting di negara penggemar sepak bola itu. Tapi itu hanya akan terjadi jika beban kasus terus turun, kata Fernandez.
Dalam berita yang mungkin menyampaikan optimisme menjelang pemilihan kongres November, Fernandez mengatakan dia memperkirakan ekonomi akan tumbuh 7% tahun ini setelah resesi tiga tahun yang diperburuk oleh pandemi pada 2020.
"Vaksin adalah kebijakan ekonomi terbaik. Berkat vaksinasi kami pulih," katanya.
Baca juga: Berpacu selamatkan asa dan jiwa di tengah lonjakan pandemi COVID-19
Kekurangan dosis kedua vaksin Sputnik V Rusia, suntikan yang paling sering diberikan di negara itu, telah mendorong Argentina untuk menawarkan dosis kedua vaksin Moderna atau AstraZeneca.
Sekitar 25,84 juta orang sejauh ini telah menerima dosis pertama, tetapi hanya 7,98 juta disuntik dosis kedua, menurut data resmi.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB