Kurang Maksimalnya Pemanfaatan Media Center PON

id kurang maksimalnya, pemanfaatan media, center pon

Seorang menteri dan gubernur sedang asyik berbincang menceritakan sesuatu hal diruangan berbentuk tabung terbuat dari kaca.

Di depan mereka berdua, juga terdapat seorang penyiar wanita berjilbab yang menyimak omongan mereka.

Usai berbincang, keduanya pun meninggalkan ruangan itu dan melihat fasilitas serta menuju studio mini yang diperuntukkan bagi jurnalis televisi.

Mereka berada di lantai empat gedung perpustakaan Soeman Hasibuan yang dibangun Pemprov Riau, dan bangunan itu diberi nama Gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau.

Letaknya berdampingan dengan Kantor Gubernur Riau sembilan lantai seharga Rp188,5 miliar, sementara Perpustakaan Soeman Hasibuan senilai Rp155,7 miliar yang keduanya diresmikan tahun 2008.

Di lantai empat gedung perpustakaan, juga terdapat beberapa meja yang diisi komputer.

Lantainya pun dilapisi karpet sebagai alas bagi jurnalis yang ingin duduk sambil mengoperasikan labtop mereka.

Namun ditengah perjalanan menuju studio mini, langkah kaki Gubernur Riau HM Rusli Zainal yang berjalan di belakang Menteri PPP/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana dihentikan oleh jurnalis.

Ia pun didaulat untuk melakukan wawancara dengan media televisi.

Sedangkan Armida, setelah dia melihat berbagai fasilitas studio mini, dia pun diminta melakukan wawancara dengan jurnaslis cetak dan itu dilakukan tak jauh dari pintu lift.

Begitulah terkadang kondisi lantai empat gedung perpustakaan pada saat dilangsungkan iven olahraga empat tahunan bergengsi Tanah Air yang dinamakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 Riau.

Dukungan Chevron

Selama PON, gedung perpustakaan Soeman Hasibuan disulap menjadi Media Center Utama yang menempati lantai satu, tiga dan empat dari seluruh bagian gedung yang memiliki enam lantai.

Di lantai dasar gedung, ditempati jurnalis media cetak dan online. Sementara di lantai tiga untuk ruang kesehatan dan relaksasi para jurnalis serta lantai empat dikhususkan bagi jurnalis elektronik televisi dan radio.

General Manager Policy, Government and Public Affair PT Chevron Pacific Indonesia, Usman Slamet mengatakan, ruang kesehatan serta ruang relaksasi seperti pijat dan rebah termasuk baru pertama kali diadakan pada acara tingkat nasional.

Untuk tenaga medisnya, disiapkan petugas yang setiap "shift-nya" berjumlah tiga orang terdiri satu dokter serta dua perawat.

Sementara untuk ruang pijat, dilengkapi dengan lima unit alat pemijat getar yang terbuat dari kursi listrik yang bekas dan ruang rebah memiliki 10 tempat tidur, yang ketiga ruangan itu dioperasikan dari jam 08.00 sampai pukul 23.00.

Terdapat juga fasilitas karaoke di lantai ini. Difungsikan pada malam hari dan dijadikan untuk tempat bersantai bagi jurnalis sekalian menikmati alunan musik sampai pukul 24.00.

Dilantai dasar gedung, terdapat 80 komputer PC lengkap dengan kursi dan meja, kemudian 20 tv monitor di setiap lantai dan seluruh gedung dilengkapi dengan fasilitas internet wireles atau yang dikenal dengan wifi.

"Jadi teman-teman jurnalis sekarang banyak yang pakai laptob, sehingga di selasar depan dan selasar belakang gedung bisa digunakan untuk seratusan orang," jelas Usman.

Media Center Utama dikelola Chevron yang merupakan kerja sama dengan Pengurus Besar PON XVIII Riau, dengan sumber pendanaan mengambil sebagian kecil dari dana yang disumbang perusahaan migas asal Amerika Serikat itu.

Chevron pada PON kali ini membangun gedung serba guna yang dipakai arena menembak, kemudian membenahi arena tenis meja di Kota Dumai, penyiapan lokasi pengambilan api PON serta membiayai penampilan marching band yang totalnya Rp62 miliar atau 87 persen, dan sisanya dari dana "cost recovery".

Menuai Pujian

Lokasi Media Center Utama yang sangat strategis karena berada di pusat Kota Pekanbaru serta fasilitas pendukung yang memadai, membuat tempat itu mendapat pujian dari kalangan jurnalis.

Salah seorang Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia pada saat meninjau tempat itu, mengaku kagum terhadap fasilitas pendukung dalam menunjang kerja jurnalis yang meliput PON.

"Saya kagum sama media center yang mampu menyulap Perpustakaan Wilayah Soeman Hasibuan menjadi tempat awak media. Ini luar biasa, lebih bagus dan menunjukkan Riau lebih siap untuk menggelar PON," kata Anggota Dewas LPP RRI, Tyas Anggoro.

Ia mengatakan, media center dipersiapkan untuk menunjang tugas -tugas jurnalis baik itu media centak maupun elektronik termasuk juga kantor berita seperti akses internet hingga 100 Mbps dan selalu dalam kodisi yang stabil.

RRI adalah satu-satunya radio yang menyiarkan PON XVIII dalam suatu program khusus secara berlanjut, kemudian setiap hari dan ada beberapa cabang olahraga babak final disiarkan langsung dari berbagai arena.

"Kalau yang penting bagi dunia penyiaran, datanya lengkap, kemudian akses data cepat dan stabil yang akan sangat menunjang keperluan untuk studio," ujarnya.

Pendapat Jurnalis Senior

Jurnalis senior Kompas Syahnan Rangkuti yang telah berulang kali meliput PON, SEA Games dan Asian Games pun mengakui, media center yang dipersiapkan untuk PON Riau masih di atas Sea Games dan di bawah kejuaraan olahraga tingkat Asia.

Misalkan di Asia Games yang digelar di Qatar tahun 2006, dari segi fasilitas pendukung masih bagus Qatar.

"Soal gedung di Riau bagus, tapi kalau disana (Qatar) itu perlengkapan semuanya luar biasa. Bukan hanya internet, tapi daya dukungnya dan malah jurnalis medapat makan tiga kali sehari, sedangkan di Riau hanya sekali sehari" katanya.

Kemudian jika jurnalis hendak memfotocopy bahan hasil pertandingan lansung dipersiapkan oleh panitia, cabang olahraga mana pun yang diinginkan langsung bisa dicetak karena setiap komputer yang diperuntukkan bagi jurnalis telh dilengkapi dengan printer.

"Sistem jaringan yang dipakai itu luar biasa, seperti Indonesia tinggal klik dapat emas dari cabang apa aja, kemudian atlitnya di klik lagi akan keluar hasilnya termasuk rekornya yang diciptakannya," ujarnya.

"Jadi media center pada PON Riau kali ini masih dibawah Asia, tapi di atas Sea Games," katanya lagi.

Namun ruang konferensi pers yang terletak di lantai dua samping gedung media center kurang dimanfaatkan pada PON kali ini.

Ruang konferensi pers tidak digunakan sebagaimana mestinya, padahal begitu banyak jurnalis yang hadir sampai 2.200 orang terlibat langsung meliput PON berdasarkan data Bidang Penyiaran dan Pelayanan Media PB PON XVIII Riau.

Semestinya dari H minus tujuh PON, ruang konferensi pers sudah digunakan untuk berbagai informasi menggelorakan semangat olahraga, dan selama PON berlangsung ketua atau mewakili dari masing-masing cabang olahraga yang dipertandingkan memberikan laporan kepada jurnalis.

Fasilitas yang dimiliki media center sangat bagus, tapi dari segi pemanfaatannya terutama tuan rumah Riau menjadi tidak maksimal.