Pemanfaatan gadget sebagai media pemberlajaran di SMPN 6 Bantan

id smpn 6 bantan,tanoto foundation

Pemanfaatan gadget sebagai media pemberlajaran di SMPN 6 Bantan

Sejumlah siswa SMPN 6 Bantan, Kabupaten Bengkalis, sedang belajar dengan menggunakan perangkat laptop. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Dikelilingi pohon rindang, bersebelahan dengan musholla berdirilah SMPN 6 Bantan, Bengkalis. SMPN 6 Bantan adalah sekolah bernuansa hijau yang dipenuhi tanaman dan pohon-pohon rindang. Biru cerah langit menambah semarak pemandangan sekolah yang bercat hijau. Lapangan sekolah yang berukuran 35 x15 meter cukup memadai untuk kegiatan upacara bendera, olahraga, pramuka hingga kegiatan upacara kemerdekaan desa yang setiap tahun dilaksanakan di sekolah ini.

Meski dengan hanya 12 guru dan lebih kurang 100 siswa, SMPN 6 Bantan bisa bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang ada di Kecamatan Bantan. Banyak prestasi yang sudah diraih baik di bidang olahraga, seni, ataupun sains.

Gadget saat ini bukanlah sebuah barang mewah sehingga warga pelosok desa pun bisa memilikinya, termasuk siswa yang ada di SMPN 6 Bantan. Meski sekolah ini berada di pelosok desa namun sistem pembelajarannya sudah maju, yakni dengan menggunakan gadget.

Mereka menggunakan handphone sebagai media utama untuk belajar di sekolah. Kegiatan pembelajaran terlihat lebih aktif dan bermakna. Seperti yang dikatakan Haizan, siswa kelas VIII. Dia mengaku senang dan merasa terbantu saat belajar menggunakan gadget. “ Dengan menggunakan handphone saat pembelajaran di sekolah sangatlah membantu, hal ini membuat kami terbantu dan merasa senang sekali," jelas Haizanbelum lama ini.

Gadget juga mempermudah guru untuk mengelola kebutuhan belajar siswa (gaya belajar, minat, ataupun kesiapan belajar) dan juga mempermudah guru dalam manajemen kelas. Hal ini selaras apa yang sudah saya dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Tanoto Foundation pada Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) di atarannya konsep pembelajaran berdiferensiasi.

"Seperti contohnya, ketika saya mendistribusikan materi ajar berupa video kepada siswa melalui handphone. Video dikirim dalam bentuk link drive sehingga tidak membebani kapasitas memori handphone," ceritanya. Begitu juga tugas siswa, mereka mengirim tugas video bermain peran mereka dalam bentuk link drive sehingga lebih efektif dan efisien. Sehingga memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut.

Selain itu, ia merasakan pembelajaran kelas lebih ke student centre. Dengan media handphone membantu mereka mengelola pembelajaran mereka sendiri, baik dalam mengelola sumber belajar yang bervariasi maupun mengelola tugas yang saya berikan.

Hal yang sama juga dirasakanNurhidayati, Guru Bahasa Inggris SMPN 6 Bantan. Dia mengatakan bahwa dengan menggunakan media handphone dalam belajar, kegiatan pembelajaran bisa lebih efektif dan efisien.

Memperbolehkan siswa membawa gadget ke sekolah tentu ada plus minusnya. Plusnya adalah membantu siswa dalam proses belajar mereka yang menyenangkan dan bermakna. Minusnya adalah adanya kemungkinan mereka menggunakan gadget untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran di sekolah.

Meskipun tetap ada sisi minusnya, namun bukan berarti kita harus melarang anak untuk membawa handphone ke sekolah. Toh, di rumah mereka juga bermain handphone dengan bebas.

Di sinilah dibutuhkan bimbingan dan tuntunan guru supaya anak bisa memanfaatkan gadget dengan bijak dan cerdas. Guru perlu mengedukasi siswa tentang bagaimana mereka bisa memanfaatkan gadget dalam belajar sehingga mereka bisa belajar dengan menyenangkan dan mencerdaskan.

Selain mengedukasi siswa, guru juga harus mengedukasi orang tua, bagaimana menuntun anak menggunakan gadget dengan bijak di rumah. Perlu adanya kontrol orang tua terhadap anaknya dalam penggunaan gadget, bukan anak yang mengontrol kita.

Oleh karena itu perlu adanya suatu tuntunan yang bisa membimbing mereka tumbuh sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Hal ini sesuai dengan pesan Sahabat Rasulullah, Ali bin Abu Thalib “Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan pada zamanmu”.

Penulis adalah guru SMPN 6 Bantan Bengkalis,

Fasilitator Daerah Bengkalis Program PINTAR Tanoto Foundation