Pekanbaru (ANTARA) - Grup pria legendaris asal Taiwan, F4, kembali tampil satu panggung untuk pertama kalinya sejak 2016 dalam momen yang penuh nostalgia di konser penutup tur Mayday bertajuk “Back to That Day” di Taipei Arena, Sabtu (12/7) malam.
Penampilan kejutan ini sukses membawa ribuan penonton larut dalam kenangan masa lalu, terutama saat vokalis Mayday, Ashin, mengajak semua yang hadir untuk menyelami kembali era kejayaan "Meteor Garden" — drama ikonis yang melambungkan nama F4 ke seluruh Asia.
“Hari ini, mesin waktu Mayday tidak hanya membawakan kenangan, tetapi juga seluruh generasi. Itu masa ketika kita bisa melihat hujan meteor hanya dengan menengadah,” kata Ashin, menyambut kehadiran F4.
Baca juga: Justin Bieber Tuangkan Kisah Hidup Pribadi ke Album Terbarunya
Momen emosional pun pecah saat Vic Chou, Vanness Wu, Ken Chu, dan Jerry Yan naik ke atas panggung dan membawakan lagu debut mereka yang legendaris, “Meteor Rain”, bersama Ashin. Ini adalah pertama kalinya keempatnya tampil bersama secara publik sejak hampir satu dekade lalu.
Vic Chou mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Mayday atas terselenggaranya reuni ini. “Mereka membantu menyatukan jadwal kami yang sulit. Saya benar-benar tersentuh dan merasa terhormat bisa tampil di konser Mayday untuk pertama kalinya.”
Vanness Wu pun mengaku siap kembali sebagai tamu di masa depan, kali ini untuk bermain gitar bersama band. “Terima kasih telah berbagi malam indah ini bersama kami. Tuhan memberkati kalian semua.”
Ken Chu dengan jujur mengungkapkan bahwa ini adalah penampilan publiknya setelah sekian lama, seraya menambahkan, “Saya sampai harus pura-pura tidak tahu soal reuni ini kalau ada yang tanya. Rasanya seperti mimpi.”
Baca juga: Blackpink Rilis "Jump" Hari Ini Pukul 11.00 WIB
Sementara Jerry Yan berkata dengan mata berbinar, “Tak pernah terpikir saya akan berdiri di panggung Mayday. Ini seperti mimpi yang jadi nyata.”
F4 dibentuk pada tahun 2001 usai kesuksesan "Meteor Garden", adaptasi drama dari manga Jepang "Boys Over Flowers" karya Yoko Kamio. Meski bubar pada 2009, keempat anggotanya tetap eksis di industri hiburan Asia melalui berbagai jalur.
Malam itu, bukan hanya panggung yang bersinar — tapi juga kenangan yang kembali menyala.