Jakarta (ANTARA) - Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk telah memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang minyak unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai investor strategis setelah melalui proses seleksi yang ketat sehingga perseroan akan meraih dana investasi 1,7 miliar dolar AS atau Rp24,65 triliun untuk membangun kompleks petrokimia terintegrasi.
Chandra Asri Petrochemical dan Thaioil telah menandatangani perjanjian-perjanjian definitif untuk dilanjutkan ke penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (rights issue) yang akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investasi di emiten berkode saham akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thaioil yang akan bertindak sebagai pembeli siaga atau standby buyer untuk menjamin keberhasilan transaksi tersebut.
"Ini adalah momen yang luar biasa bagi Chandra Asri. Hasil dari right issue akan secara signifikan meningkatkan rencana kami untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua kami, seiring dengan langkah perseroan untuk mempercepat pengambilan Final Investment Decision atau FID pada tahun 2022," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Chandra Asri Erwin Ciputra dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Penduduk empat kota diungsikan akibat kebakaran pabrik petrokimia di Texas
Erwin mengatakan hal tersebut adalah bagian dari strategi inti perseroan untuk memberikan pertumbuhan transformasional dalam melayani kebutuhan Indonesia, mendukung perluasan pelanggan, dan mengembangkan industri petrokimia dalam negeri. Hal itu juga sejalan dengan seruan Presiden Joko Widodo untuk mempromosikan kemandirian dan substitusi impor.
"Kami senang memiliki Thaioil, kilang terbesar di Thailand sebagai mitra pertumbuhan kami, yang meningkatkan keamanan pasokan bahan baku dan memperkuat posisi kami sebagai perusahaan petrokimia terkemuka dan menjadi pilihan di Indonesia," ujar Erwin.
Pemegang saham utama Chandra Asri Petrochemical, PT. Barito Pacific., Tbk dan SCG Chemicals Co., Ltd, mendukung penuh aksi korporasi tersebut untuk menyuntikkan ekuitas ke perseroan. Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua perseroan yang berskala global oleh anak perusahaannya, PT. Chandra Asri Perkasa (CAP2) yang antara lain akan terdiri dari unit cracker, polymerized olefins serta fasilitas dan utilitas terkait. Hal itu sejalan dengan strategi CAP untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia.
Baca juga: Petrokimia Gresik Jamin Ketersediaan Stok Pupuk Hingga 2018
Total perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15 persen kepemilikan saham di Chandra Asri setelah right issue, dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57 persen dari kepemilikan saham di CAP, mencapai 1,3 miliar dolar AS. Transaksi tersebut masih mensyaratkan persetujuan regulator yang berlaku, termasuk dari OJK dan diharapkan selesai selambat-lambatnya 30 September 2021 dan akan menjadi salah satu right issue terbesar yang pernah dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tergantung atas keberhasilan Final Investment Decision (FID) untuk CAP2 yang ditargetkan pada 2022, Thaioil dan SCG Chemicals dapat selanjutnya secara kolektif berinvestasi hingga 0,4 miliar dolar AS. Metode investasi selanjutnya ditentukan oleh para pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham Chandra Asri serta otoritas pemerintah terkait di Indonesia.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT. Barito Pacific Tbk Agus Salim Pangestu mengatakan Barito pada dasarnya percaya pada pertumbuhan melalui kemitraan. Ia juga senang memiliki Thaioil sebagai investor fundamental lainnya di Chandra Asri, setelah melalui seleksi investor strategis yang kuat dan proses yang komprehensif.
"Kami berharap dapat bekerja sama untuk mewujudkan CAP2 dan menciptakan dampak beyond returns yang membangun nilai berkelanjutan bagi orang-orang, bisnis dan masyarakat di dalam dan di luar Indonesia. Kerjasama ini menciptakan peluang dan lingkungan yang luar biasa untuk mewujudkan visi ini, dan kami menanti fase selanjutnya untuk perjalanan bersama ini," ujar Agus.
Baca juga: Elsoro Gandeng Asing Bangun Pabrik Petrokimia
Presiden dan Chief Executive Officer Thaioil Wirat Uanarumit mengatakan investasi di Chandra Asri merupakan langkah penting bagi Thaioil dan langkah strategis untuk memperluas rantai nilai perseroan ke dalam bisnis petrokimia.
"Saya senang bahwa kami dapat merampungkan proses kemitraan ini dengan CAP, produsen petrokimia utama di pasar yang menarik seperti Indonesia, dan untuk membantu Chandra Asri Petrochemical dalam tahap pertumbuhan berikutnya dengan pengembangan dan pembangunan CAP2. Kemitraan ini juga akan bersinergi dengan kolaborasi komersial antara CAP dan Thaioil dimana Thaioil dapat memasok nafta untuk CAP dari Clean Fuel Project (CFP) senilai 4,8 miliar dolar AS yang dijadwalkan akan selesai pada tahun 2023," ujar Wirat.
Dengan demikian, lanjutnya, hal itu meningkatkan keamanan bahan baku untuk CAP dalam prosesnya. Ia meyakini kemitraan tersebut akan berhasil dan saling menguntungkan baik bagi Chandra Asri maupun Thaioil. Ia berharap dapat bekerja sama dengan Chandra Asri untuk bersama-sama mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan menguntungkan di masa depan.
Sementara itu, Presiden SCG Chemicals Tanawong Areeratchakul mengatakan: SCG Chemicals menyambut baik Thaioil sebagai investor strategis dan mitra bahan baku baru. Ia sepenuhnya mendukung Chandra Asri dan dengan senang hati melakukan investasi bersama dalam pengembangan dan konstruksi CAP2.
Baca juga: Valeria Papua Barat Tumbangkan Gresik Petrokimia
"Kemitraan SCG Chemicals selama satu dekade dan kolaborasi yang sukses dengan Chandra Asri menunjukkan komitmen kami terhadap pertumbuhan Indonesia. Investasi kami di CAP2 menegaskan kembali komitmen kami untuk kemakmuran jangka panjang Indonesia. Kami berharap dapat bekerja sama dengan CAP, Barito dan Thaioil untuk menyelesaikan CAP2 dengan sukses," ujar Tanawong.
Investasi di CAP2 diproyeksikan sekitar 5 miliar dolar AS. Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu empat sampai lima tahun dengan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut. Hal itu akan menggandakan kapasitas produksi perseroan dari saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.
Hal itu juga akan membantu memenuhi pertumbuhan permintaan domestik Indonesia yang terus meningkat, mengurangi ketergantungan impor, mengembangkan industri petrokimia hilir lokal, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0, dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi.
Berita Lainnya
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB