Kemendag berupaya untuk meningkatkan ekspor produk organik UKM Indonesia

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara,Ekspor,UKM

Kemendag berupaya untuk meningkatkan ekspor produk organik UKM Indonesia

Penandatanganan perjanjian kerja sama pembinaan dan pengembangan UKM ekspor produk organik yang ditandangani Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan, Direktur Badan Pelaksana Aliansi Organis Indonesia (AOI) Pius Mulyono, dan Direktur PT Trubus Swadaya Utami Kartika Putri secara virtual. (ANTARA/HO-Biro Humas Kementerian Perdagangan)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersinergi dengan Aliansi Organis Indonesia (AOI) dan PT Trubus Swadaya untuk mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) produk organik Indonesia menembus pasar global.

Sinergi itu diwujudkan dalam perjanjian kerja sama pembinaan dan pengembangan UKM ekspor produk organik yang ditandangani Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan, Direktur Badan Pelaksana Aliansi Organis Indonesia (AOI) Pius Mulyono, dan Direktur PT Trubus Swadaya Utami Kartika Putri secara virtual.

Baca juga: Menkop UKM minta sinergi semua pihak bantu pelaku UMKM terdampak PPKM

“Kesepakatan yang dicapai ini merupakan salah satu bentuk sinergi dalam mendorong ekspor dan meningkatkan kemampuan UKM ekspor produk organik Indonesia. Diharapkan adanya pendampingan dari pemerintah, UKM produk organik Indonesia dapat meningkatkan volume dan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dunia,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Melalui kerja sama itu, para pelaku UKM akan mendapatkan pelatihan, promosi dan publikasi, pengembangan produk, penyediaan informasi tren pasar produk organik, pengembangan jejaring dengan perwakilan perdagangan di luar negeri, serta penguataan citra produk melalui kampanye produk organik.

Didi Sumedi menjelaskan, Perjanjian Kerja Sama ini merupakan turunan dari kesepakatan bersama antara Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional dengan AOI dan Yayasan Bina Swadaya tentang Pengembangan Ekspor Produk Organik Indonesia yang telah ditandatangani pada 30 April lalu.

Sementara Marolop menyampaikan, penandatanganan ini diharapkan dapat lebih mendorong peran para petani dan pelaku usaha produk organik Indonesia dalam meningkatkan ekspor nasional.

Baca juga: PT UKM surati DPMPSP TK, ada apa?

“Pemerintah memiliki komitmen besar untuk bersama-sama dengan mitra strategis dapat mengimplementasikan butir-butir cakupan kerja sama sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, sehingga mampu meningkatkan ekspor nasional yang berdaya saing,” katanya.

Marolop menambahkan, potensi pasar besar produk organik Indonesia perlu didukung strategi produksi dan strategi pemasaran yang tepat. Melalui pendampingan, UKM ekspor produk organik dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar secara kontinyu.

Untuk itu, Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor menggandeng AOI, sebuah organisasi yang memberikan penjaminan mutu dan kualitas produk serta proses pertanian organik terhadap produsen dan konsumen.

"Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor juga menggandeng PT Trubus Swadaya yang bergerak di bidang publikasi pertanian, promosi, dan pelatihan. Adanya kerja sama dan sinergi antar pihak ini diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut,” kata Marolop.

Pada webinar berkala “Ngobrol Ekspor”, dipaparkan potensi dan tantangan produk organik Indonesia. Hadir sebagai narasumber yaitu Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Ardi Praptono dan perwakilan pelaku usaha produk organik yang memberikan berbagi pengetahuan menganai kesuksesan dan tantangan dalam mengekspor produk organik.

Baca juga: Kemenkop dan UKM terus dorong pembentukan holding company koperasi

Menurut data Organic Trade Association (OTA), penjualan produk organik pada 2018 mencapai 47,9 juta dolar AS. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga 60 juta dolar AS pada 2022.

Pertumbuhan investasi komoditas organik di dunia juga diprediksi terus meningkat, yaitu mencapai 327.600 juta dolar AS pada 2022. Sebelumnya investasi komoditas organik dunia tercatat 115.984 juta dolar AS pada 2015 atau akan mengalami peningkatan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 16,4 persen.

Sementara berdasarkan Euromonitor pada 2020, negara utama untuk pasar produk organik di antaranya Amerika Serikat dengan nilai 18,5 miliar dolar AS, Jerman (4,6 miliar dolar AS), Tiongkok (3,6 miliar dolar AS), dan India 63,4 juta dolar AS).

Indonesia tercatat memiliki 17.948 produsen organik dengan total lahan seluas 208 ribu Hektare dan memiliki pangsa organik sebesar 0,4 persen dari pangsa dunia.

Baca juga: Riau data UMKM penerima bantuan saat pandemi COVID-19