LIPI berhasil kembangkan teknologi ekstraksi titanium untuk kemandirian industri

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,LIPI

LIPI berhasil kembangkan teknologi ekstraksi titanium untuk kemandirian industri

Profesor Riset Rudi Subagja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membacakan naskah orasi Profesor Risetnya yang berjudul Pengembangan Teknologi Proses Ekstraksi Titanium, Nikel, dan Tembaga untuk Kemandirian Industri Nasional di Jakarta, Selasa (27/07/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Jakarta (ANTARA) - Profesor Riset Rudi Subagja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil mengembangkan teknologi proses ekstraksi titanium, nikel dan tembaga untuk mendukung kemandirian industri nasional.

"Telah dikembangkan teknologi proses untuk memanfaatkan dan meningkatkan nilai tambah bijih ilmenit, nikel laterit kadar rendah, serta bijih tembaga malasit yang dimiliki Indonesia," kata Rudi, saat membacakan naskah orasi profesor risetnya berjudul "Pengembangan Teknologi Proses Ekstraksi Titanium, Nikel, dan Tembaga untuk Kemandirian Industri Nasional" di Jakarta, Selasa.

Baca juga: LIPI dorong peningkatkan peran ilmuwan muda untuk merealisasikan Visi Indonesia 2045

Rudi menuturkan Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar di beberapa daerah, yang mana mineral itu mempunyai peranan penting untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

Namun, katanya, sumber daya mineral tersebut belum dimanfaatkan secara optimal karena masih terbatasnya kemampuan teknologi untuk memanfaatkannya sebagai komoditas yang diperlukan oleh bangsa Indonesia.

Untuk mengatasi permasalahan itu, Rudi mengembangkan teknologi proses ekstraksi untuk dapat memanfaatkan sumber daya mineral Indonesia, khususnya bijih ilmenit, nikel laterit kadar rendah dan malasit.

Baca juga: LIPI bangun kawasan geodiversitas Indonesia di Karangsambung berskema SBSN

Dari kegiatan penelitian dalam bidang metalurgi ekstraksi yang dilakukan, Rudi mampu menghasilkan teknologi proses untuk membuat Titanium dioksida (TiO2) dari ilmenit Indonesia, meningkatkan kandungan nikel dalam bijih nikel laterit kadar rendah Indonesia, membuat logam nikel dengan kemurnian 99,7 persen, dan membuat logam tembaga dari bijih malasit.

"Teknologi proses pengolahan mineral yang dihasilkan menjadi modal dasar untuk menciptakan kemandirian industri nasional guna memanfaatkan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia, melengkapi mata rantai industri nasional, serta mengurangi ketergantungan impor TiO2, logam nikel dan tembaga," ujar Rudi.

Baca juga: LIPI sebut manfanfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih tinggi daripada risikonya

Dalam naskah orasi profesor risetnya, Rudi mengatakan hasil dari penelitian tersebut dapat dijadikan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan untuk secara bersama-sama dengan pihak industri mengembangkan beberapa industri, yakni industri pembuatan TiO2 dari ilmenit Indonesia dengan menggunakan teknologi proses dekomposisi ilmenit dengan Natrium hidroksida (NaOH), yang dilanjutkan dengan proses pelarutan dengan asam sulfat, dan proses hidrolisis larutan Titanyl sulfat (TiOSO4).

Kemudian, industri pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah menjadi konsentrat nikel dengan menggunakan teknologi thermal upgrading dan pembuatan senyawa nikel serta logam nikel dengan menggunakan teknologi hidro dan elektro metalurgi.

Hasil penelitian itu juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan industri pengolahan malasit menjadi logam tembaga dengan proses pelarutan asam sulfat, dilanjutkan dengan proses pemurnian larutan, dan electrowinning untuk mendapatkan logam tembaga.

Baca juga: LIPI targetkan menyerahkan bibit vaksin COVID-19 Merah Putih pada awal 2022