Buka lahan tidak dengan membakar, Petani Sayur ini buktikan masih untung besar

id Arara abadi, karhutla siak, kebakaran hutan

Buka lahan tidak dengan membakar, Petani Sayur ini buktikan masih untung besar

Petani Program Kemitraann DMPA Herman sedang memanen bayam miliknya. (ANTARA/HO-AA)

Siak (ANTARA) - Herman (52) awalnya merupakanpekebun sawit dengan lahan dua hektare namun itu tidak mencukupi perekonomiannya.Dia hanya mendapatkan sekitar Rp2,5 juta per bulan dari kebun sawit itu.

Itupun dalam membuka lahan dilakukannya dengan jalan singkat yakni membakar karenatidak tahu aturan. Ini tak hanya merugikan tanamannya tapi juga masyarakat akibat asap kebakaran sampai mengganggu kesehatan.

Karena hasil yang tidak memuaskan akhirnya Hermanperlahan-lahan mengubah sebagian areal sawitnya dengan tanaman pertanian holtikultura seperti bayam dan kangkung. Hal itu dilakukannya dengan menjadi petanisayur dari Program KemitraanDesa Makmur Peduli Api(DMPA) PT Arara Abadi- APP (Asia Pulp & Paper) Region Riau.

"Tahun 2018 saya ditawarkan program kemitraan DMPA Oleh PT Arara Abadi untuk menjadi petani holtikutura. Perusahaan membimbing agar dalam membersihkan lahan tidak cara membakar serta ekonomi masyarakat meningkat, hasilnya sangat baik," katawarga Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak ini.

Dia awalnyamenyisihkan masing-masing seperempat ha untuk melon, sayur bayam dan kangkung.

Untuk pemasaran produk hasil pertanian Herman mengaku tidak mendapatkan kesulitan yang berarti.

"Di samping kelancaran akses lalu lintas transportasi yang dibantu oleh perusahaan PT. AA. APP Sinar Mas dalam merawat jalan, karena areal saya harus melalui akses masuk kawasan konsesi, perusahaan juga siap membantu pemasaran jika saya terkendala," ujarnya.

Biasanya untuk satu hari dia memasarkan hasil pertanian untuk 100 buah/paket saja susah lakunya. Tapi jika dia kontak perusahaan untuk bahkan untuk 1.000-1.500 paket dalam jangka 3-4 jam sudah habis.

"Cukup saya diberikan kesempatan berdagang di pintu keluar karyawan perusahaan, habis semua 1000-1500 itu," ungkapnya.

Saat ini Herman sudah memiliki lahan perkebunan dan pertanian seluas sekitar 4,5 ha. Dari seperempat ha lahan pertanian sayur saja dapat menghasilkan 600 ikat sayur bayam dan kangkung.

Dengan omset per bulannya bisa mencapai Rp40-70 juta setiap bulan dengan modal awal saya Rp20 juta. Laba bersih setiap bulannya, kata dia, bisa mendapat keuntungan Rp20-23 juta dan jika dikalikan satu tahun sekitar Rp600-900 juta.

"Jika dibanding dengan hasil kebun sawit saya, sangat jauh sekali perbedaannya dengan hasil pertanian holtikultura saya lakukan saat ini. Yang sedikitpun dalam membersihkan lahan pertanian holtikultura ini saya tidak menggunakan api atau membakar untuk membersihkan lahan saya. Bagi saya membakar akan merusak unsur tanah, dan bisa membuat “pentil” dan “bunga” tanaman rontok, dan itu merugikan petani," ujarnya.

Program Kemitraan DMPA ini sebut Herman dilakukan oleh PT Arara Abadi untuk setiap desa. Nanti masyarakat desa membuat kelompok-kelompok pertanian, peternakan, perikanan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)yang dibentuk oleh desa.

Arara Abadi kemudian menyalurkan dana abadi (hibah) untuk usaha masyarakat melalui badan usaha milik desa, koperasi dan sebagainya. Perusahaan kemudian membantu dari sejak bimbingan, pendanaan, perawatan, sampai kepada pemasaran.

"Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada perusahaan yang selama ini telah banyak membina, membantu baik permodalan maupun pengembangan usaha pertanian saya dan juga kawan-kawan saya masyarakat di sekitar perusahaan," ulasnya.