Siak, Riau, (ANTARA) - PT Arara Abadi Unit Usaha Asia Pulp and Paper Groupmemantau kondisi karhutladi Riau dengan memaksimalkan lima monitor layar datar yang sudah disiapkan guna memantau selama 24 jam penuh.
Ruangan tersebut yakni Situation Room Fire Operational Management (FOM) PT Arara Abadi Unit Usaha Asia Pulp and Paper Group di Perawang, Kabupaten Siak. Dari ruangan tersebut mereka melakukan pantauan kondisi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau pada umumnya dan sekitar lahan konsesi PT Arara Abadi khususnya.
Deputy Head FOM PT Arara Abadi Unit APP Group, Decha AF Hane, Rabu, di Riau menyampaikan pihaknya memantau kondisi karhutla secara "real time" atau 24 jam. Pada monitor pertama pihaknya memantau cuaca berdasarkan situs Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru.
Layar monitor berisi prediksi BMKG tersebut disandingkan dengan monitor pantauan cuaca FOM PT Arara Abadi. Pada aplikasi perusahaan tersebut terangkum kondisi pada 26 distrik yang berada di 10 kabupaten/kota di Provinsi Riau.
"Kita bandingkan dengan BMKG yang ada di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Kalau data kita ada di semua distrik unit APP sehingga lebih akurat. Ini mencakup kondisi hujan, kelembaban, dan suhu. Ini dikalkulasi hingga menghasilkan empat warna biru, kuning, hijau, dan merah," katanya.
Jika biru maka maka kondisi cuaca berada dalam kelembaban tinggi dan cukup aman dari karhutla. Sementara kondisi akan mengindikasikan kemarau jika berwarna hijau hingga merah karena kelembaban rendah. Dengan begitu pihaknya akan berkoordinasi untuk membantu daerah mana yang butuh pengamanan lebih ekstra.
Pada layar lain FOM juga memantau arah angin melalui situs publik windy.com dengan berlangganan. Arah angin penting untuk mensiasati bagaimana nantinya penanganan kebakaran agar tidak meluas. Ada juga layar lainnya untuk melihat langsung konsesi melalui kamera pengintai atau cctv.
Pada layar-layar tersebut itulah dipantau titik panas dan titik api. Mulai dari laporan BMKG terhadap titik panas maka akan coba dicocokkan dengan pantauan titik panas milik FOM PT Arara Abadi. Jika ditemukan adanya titik panas di sekitar konsesi paling jauh hingga 5 km maka regu pemadam kebakaran dari distrik akan turun ke lapangan mengecek langsung.
"Untuk monitoring hotspot atau firespot, kita informasikan ke distrik untuk dicek ke lapangan. Hotspot itu harus terverifikasi tak boleh lebih 24 jam. Kalau terdeteksi tim langsung turun bekerjasama dengan aparat setempat seperti bhabinkamtibmas dan Babinsa," ujarnya.
Selanjutnya jika terjadi kebakaran pihaknya bisa membantu di luar dari batas konsesi sejauh 5 km. Total seluruh Riau FOM PT Arara Abadi mengawasi lebih dari 2 juta hektare lahan jika memasukkan radius 5 km di luar konsesi. Jika dibutuhkan penanganan melalui tim udara akan dikirimkan juga Helikopter Water Bombing ke lokasi kebakaran.
FOM Head PT Arara Abadi APP Group, Richard Sihombing menambahkan untuk memantau kebakaran pihaknya juga masih menggunakan sistem konvensional melalui menara api dan cctv. Ada 86 menara api pada 26 distrik dengan ketinggian sebagian besar 30 meter.
"Ada petugas dua orang memantau dari menara api dalam satu hari. Jika terlihat asap di konsesi atau 5 km di luar maka tim reaksi cepat akan turun," ujarnya.
Sementara untuk kamera pemantau dari menara ada sebanyak 21 unit yang bisa dizoom hingga 10 km. Di samping itu pihaknya juga mengaktifkan drone untuk melakukan patroli dan pemantauan.
Secara umum FOM PT Arara Abadi memiliki regu pemadam kebakaran sebanyak 1.173 personel. Di samping itu ada 21 personel tim reaksi cepat dan 1000 lebih juga personel cadangan.