Pekanbaru (ANTARA) - Seekor gajah betina usia 45 tahun ditemukan mati di sebuah kebun karet milik warga di Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
"Setelah ditemukan mati pada 24 Mei 2021 pihak BKSDA Riau langsung melakukan nekropsi terhadap bangkai satwa tersebut," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar KSDA Riau, Hartono, di Pekanbaru, Rabu.
Dia mengatakan pada April 2021 berdasarkan informasi dari masyarakat Teratak Baru, ada seekor gajah yang berada di dalam kebun masyarakat di Teratak Baru.
Dengan menggunakan meriam spiritus, katanya, saat itu masyarakat melakukan pengusiran dan berhasil menggiring gajah tersebut menuju lahan bekas Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Desa Sikijang.
"Selanjutnya, tim patroli Estate Baserah menemukan gajah itu di seputaran areal HTR Teratak Baru yang berdekatan dengan kebun masyarakat sedang bergerak menjauh dari kebun masyarakat," katanya.
Namun pada 24 April 2021, berdasarkan informasi dari anggota Balai Taman Nasional Tesso Nilo bernama Popon, gajah tersebut dijumpai di kebun masyarakat Desa Gunung Melintang dan sejak itu gajah yang sama tidak dijumpai lagi.
Diperkirakan tim BKSDA Riau, katanya, saat itu gajah tengah berada di seputaran sempadan Sungai Nilo. Lalu, pada 5 Mei 2021 pada pukul 18.05 WIB Gajah kembali dijumpai memasuki kawasan sendimen pond BCN. Gajah berhasil digiring masuk kembali ke dalam hutan oleh karyawan Baserah Central Nursery (BCN).
Kemudian, sejak ditemukan terakhir itu, tepat pada 24 Mei 2021 gajah kembali ditemukan oleh petugas BCN di seputaran sempadan Sungai Nilo. Lalu, pada tanggal yang sama gajah kembali dijumpai.
"Namun, kali ini satwa berbelalai yang dilindungi itu ditemukan dalam keadaan mati di kebun karet yang berdekatan dengan areal perumahan karyawan BCN," katanya.
"Lokasi penemuan gajah di Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan," tambahnya.
Saat itu, Environment Officer PT RAPP juga langsung melakukan pengecekan ke lokasi gajah ditemukan untuk melihat kondisi gajah dan melakukan pengamanan di lokasi kejadian.
Selanjutnya informasi diteruskan kepada Conservation Head yang langsung berkoordinasi dengan tim Balai Besar KSDA Riau.
"Hari itu juga kita langsung menurunkan tim Balai Besar KSDA Riau dengan didampingi oleh tim RAPP melakukan olah TKP dan nekropsi terhadap bangkai gajah," katanya.
Dari hasil nekropsi dan pemeriksaan secara patologi yang dilakukan oleh tim medis Balai Besar KSDA Riau diduga penyebab kematian gajah betina yang berusia sekitar 45 tahun tersebut adalah gangguan pada organ hati (hepar) dan sistem pernapasan.
"Kini, sampel darah gajah tersebut sedang dalam proses analisa laboratorium di Bogor dan masih menunggu hasil," demikian Hartono.
Berita Lainnya
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Lindungi ternak dari serangan harimau, BKSDA Sumbar bangun kandang komunal
29 February 2024 17:02 WIB
BKSDA Jambi halau kawanan gajah liar masuk ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh
28 February 2024 14:15 WIB
BKSDA Sumbar tutup aktivitas pendakian empat gunung pascaerupsi Gunung Marapi
20 December 2023 10:15 WIB
BKSDA Jambi berhasil ungkap tiga kasus perdagangan kulit Harimau Sumatera
14 November 2023 12:48 WIB
Kerja sama BKSDA, Bupati Bengkalis minta perangkat daerah laksanakan RPP dan RKT
07 June 2023 19:57 WIB
BKSDA atasi gangguan gajah liar di kebun nilam pedalaman Aceh Jaya
06 May 2023 13:04 WIB
Harimau pemangsa warga Siak diburu
24 April 2023 16:29 WIB