Pekanbaru (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau menyoroti polemik menyusul ditemukannya materi ujian salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kamparyang diduga disusupi kampanye negatif kelapa sawit.
"Jika memang benar ada pertanyaan dalam naskah ujian yang mengandung sentimen negatif terhadap kelapa sawit, maka GAPKI Riau sangat menyayangkan hal ini. Kami berharap pihak terkait bisa menindaklanjuti polemik tersebut sehingga jelas permasalahan sebenarnya dan kejadian serupa tidak terulang lagi," kata Ketua GAPKI Riau, Jatmiko K Santosa di Pekanbaru, Selasa.
Walau belum memperoleh dan melihat langsung naskah ujian yang mendapat sorotan tersebut, Jatmiko mengatakan bahwa kelapa sawit dan produk turunannya telah menjadi penyelamat ekonomi Indonesia di tengah badai pandemi COVID-19.
Ia menjabarkan industri kelapa sawit tidak terpengaruh pandemi bahkan menunjukkan peningkatan ekspor ke luar negeri dan menjadi penyumbang terbesar devisa negara.
Sepanjang 2020, ekspor produk sawit mampu berkontribusi mencapai 21 miliar dolar AS atau menyumbang 13,5 persen terhadap total ekspor nonmigas atau 12,86 persen dari total ekspor Indonesia.
Baca juga: Ujian SD di Kampar disusupi kampanye antisawit
Selain menjadi penyumbang devisa negara, industri kelapa sawit juga terbukti berkontribusi menuntaskan kemiskinan dengan menciptakan 16 juta lapangan pekerjaan baru di Tanah Air.
Untuk itu, Jatmiko yang juga Chief Executive Officer PTPN V tersebut menyayangkan jika kampanye negatif sawit juga terjadi dari dalam negeri dan menyentuh pendidikan dasar.
"Kita harus bersinergi dan menunjukkan hal positif dari sawit karena memang komoditas ini terbukti mampu mengangkat ekonomi masyarakat. Kami dari GAPKI Riau juga akan mengadakan edukasi bagi stakeholders termasuk dunia pendidikan, semoga ke depan kita dapat bersama-sama menjaga sumber penyumbang devisa negara ini dari berbagai kampanye hitam," tuturnya.
Sebelumnya dugaan kampanye negatif salah satu komoditas unggulan Indonesia, kelapa sawit, ditemukan menjadi materi ujian di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Materi ujian tersebut direspon keras mahasiswa yang menilai kampanye negatif sawit telah berlangsung secara sistematis dengan menyasar anak-anak sekolah, sementara tanaman palma dan produk turunannya itu telah menjadi bagian dari penyumbang devisa terbesar negara di tengah krisis pandemi Covid-19.
“Kami protes keras soal ujian disalah satu SD di Riau yang mendiskreditkan sawit. Kami menilai itu upaya penggiringan yang terstruktur, sistematis, dan massif agar anak-anak Indonesia membenci sawit. Itu bahaya, kalau anak sekolah dasar pun telah dicekoki hal semacam itu," kata Amir Aripin Harahap, Ketua DPP Forum Mahasiswa Sawit (FORMASI) Indonesia.
Ia menjabarkan pertanyaan dalam kertas ujian SD tersebut berada pada nomor urut 17 dengan jenis soal pilihan ganda. Pertanyaan dalam lembar kerta ujian itu berbunyi "Dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan pada perkebunan kelapa sawit adalah...? A. Meningkatkan lapangan pekerjaan, B. Meningkatkan pembangunan daerah, C. Berkurangnya sumber daya air, dan D. Pemukiman penduduk semakin banyak.
Aripin memastikan bahwa cukup banyak penelitian yang mementahkan bahwa sawit merupakan tanaman boros air. Stigma itu merupakan bagian dari kampanye negatif yang dihembuskan pihak tertentu, termasuk menuduh bahwa sawit tidak ramah lingkungan.
Berita Lainnya
Ekonomi global melambat, Gapki pastikan produksi sawit Indonesia tetap stabil
04 November 2023 13:43 WIB
Gapki terus kembangkan diplomasi dan komunikasi internasional
07 March 2023 16:15 WIB
Mentan Syahrul Yasin tegaskan pemerintah dukung Gapki kembangkan sawit berkelanjutan
04 March 2023 16:09 WIB
Anggota Gapki Riau walk out di tengah raker
28 February 2023 13:33 WIB
Gapki tegaskan berkomitmen untuk wujudkan industri sawit Indonesia berkelanjutan
25 August 2022 10:51 WIB
Gapki sebut tangki CPO sejumlah PKS di Kalimantan mulai penuh
09 July 2022 12:14 WIB
DPRD Riau atensi PPKM 10 kabupaten naik ke level 3
23 October 2021 19:55 WIB
Diundur, GAPKI Riau tetap dukung program vaksinasi sektor perkebunan
24 September 2021 14:28 WIB