Jakarta (ANTARA) - Dosen Universitas Islam As-syafiiyah Jakarta Dr KH Farhat Abdullah MA mengatakan Ramadhan bukanlah festival keagamaan untuk merayakan arogansi umat untuk selalu dimengerti bagi mereka yang berbeda, namun mengajarkan untuk saling mengasihi antar-sesama.
Ramadhan adalah rahmat bagi semesta, agar yang berbeda bisa merasakan indahnya bulan suci, sehingga mereka yang tidak berpuasa merasakan toleransi, lembut dan indahnya sikap orang yang berpuasa, kata KH Farhat dalam rilis BNPT yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pesanan hantaran Lebaran di Pekanbaru masih sepi akibat pandemi
KH Farhat mengatakan bahwa agama Islam ini sesungguhnya adalah agama rahmatan lil alamin, agama rahmat, kasih sayang, bukan hanya khusus kepada umat Islam saja, tetapi kepada seluruh seluruh manusia. Bahkan seluruh alam semesta ini menjadi kasih sayang.
"Jadi puasa ini adalah menjadi kasih sayang kepada sesama Muslim, kepada umat seagama, antaragama dan bahkan kepada makhluk-makhluk yang lain, kepada hewan, kepada tumbuhan itu kita saling mengasihi dan saling berbagi seperti itu,” ucap KH Farhat.
Oleh sebab itu, menurut dia, sudah tentu karena Islam ini sangat menganjurkan yang namanya toleransi. Ia menyebut bahwa untuk hal itu sudah jelas ayatnya, bahwa silahkan beragama masing-masing dimana ayatnya sudah jelas yaitu di Al Quran surat Al-Kafirun.
"Qul y ayyuhal-kfirn; l a'budu m ta'budn; wa l antum 'bidna m a'bud; wa l ana 'bidum m 'abattum; wa l antum 'bidna m a'bud," yang kemudian ditutup ayat “lakum dnukum wa liya dn”.
"Yang mana maksudnya ‘Bagi mu agamamu, dan bagi kami agama kami’. Kami beribadah menurut keyakinan kami. Dan kalian beribadah menurut keyakinan kalian," jelasnya.
Maka sudah sepantasnya dalam menjalani bulan suci Ramadhan ini, umat diharapkan untuk bisa menjaga toleransi antarsesama. Sebagaimana diamanatkan dalam Al Quran surat Al-Kafirun tersebut.
Karena itulah puasa seharusnya menjadikan kita pribadi yang lebih toleran dan lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitar dan semua harus saling menghormati dan saling menghargai.
"Ramadan itu mencerminkan cinta kasih, dimana agar umat manusia ini untuk cinta kasih dan sayang kepada negara. Ya cinta kepada negara selama ini biasa disebut ‘Hubbul Wathon Minal Iman’, yang mana artinya ‘cinta kepada negara, cinta kepada tanah air adalah sebagian daripada iman,” tutur Kiai Farhat.
Baca juga: Anak yatim dan dhuafa Pekanbaru terima paket Ramadhan dari Chevron-LAZNAS IZI
Baca juga: Astra-Isuzu hadirkan program Pahala Ramadhan
Pewarta: Joko Susilo