Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menargetkan empat bendungan di Jawa Timur rampung pada tahun ini.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun dimana yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar meter kubik untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.
Baca juga: Waskita Karya: Proyek pembangunan bendungan terus berjalan di tengah pandemi
“Namun potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pembangunan empat bendungan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 yakni Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro. Dari empat bendungan tersebut, Bendungan Tukul telah selesai pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 14 Februari 2021 lalu.
Bendungan kedua yang ditargetkan akan rampung pada tahun 2021 di Jawa Timur yakni Bendungan Tugu yang pencanangan pembangunannya (groundbreaking) telah dilakukan sejak Januari 2014 lalu dan kini progres pekerjaannya telah mencapai 88,54 persen. Pembangunan Bendungan Tugu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp1,9 triliun.
Manfaat Bendungan Tugu untuk mengairi daerah irigasi Ngasinan seluas 1.200 hektar dan sumber air baku sebesar 10 liter per detik, pembangkit listrik sebesar 0,4 megawatt, mereduksi banjir dan pariwisata. Secara teknis bendungan ini memiliki kapasitas tampung 9,3 juta meter kubik. Proses pembangunan Bendungan Tugu telah melalui beberapa tahap studi sejak tahun 1984.
Bendungan selanjutnya adalah Bendungan Bendo berkapasitas tampung 43,11 juta meter kubik yang akan dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa timur. Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain Bendungan Bendo adalah sumber air baku sebesar 370 liter/detik, reduksi banjir dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.
Bendungan setinggi 71 meter dengan tipe urugan ini membendung Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo). Konstruksi dilakukan sejak tahun 2013 oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,06 triliun dengan progres fisik 91,26 persen.
Bendungan keempat yang akan dituntaskan pada 2021 di Jawa Timur adalah Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 dengan nilai kontrak Rp569,04 miliar dan progres fisik saat ini 86,85 persen.
Bendungan yang terletak di Kabupaten Bojonegoro ini memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik, berfungsi untuk melayani irigasi seluas 6.191 hektar, layanan air baku 300 liter per detik, mereduksi banjir 133,27 meter kubik per detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 0,7 MW.
Selanjutnya terdapat Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur berkapasitas tampung 32,6 juta meter kubik, dengan progres 66,73 persen yang ditargetkan rampung pada tahun 2022. Setelah selesai konstruksi, semuanya akan dilanjutkan dengan pengisian bendungan (impounding) dengan memanfaatkan intensitas hujan pada musim basah.
Baca juga: Kemen PUPR targetkan delapan bendungan Program Strategis Nasional ditargetkan rampung 2020
Baca juga: Kementerian PUPR telah rampungkan 18 bendungan baru selama 2015-2020
Pewarta: Aji Cakti