Washington (ANTARA) - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Kamis berjanji untuk menegakkan sejarah AS dan memastikan pelantikan dan transisi kekuasaan yang aman kepada Presiden terpilih Joe Biden.
Pernyataan Pence itu disampaikan delapan hari setelah pendukung Presiden AS Donald Trump mengepung gedung Capitol di Washington.
Baca juga: Joe Biden rencanakan bantuan ekonomi triliunan dolar akibat pandemi
Pence membuat pernyataan itu sebelum mengikuti pengarahan keamanan di markas besar Badan Manajemen Darurat Federal AS, dan selama pertemuan dengan pasukan Garda Nasional yang menjaga Capitol, di mana Pence termasuk di antara para pejabat tinggi AS yang dipaksa bersembunyi selama serangan pekan lalu.
"Kami semua menjalani hari itu ... 6 Januari. Dan seperti yang dijelaskan presiden kemarin, kami berkomitmen untuk transisi yang tertib dan pelantikan yang aman. Rakyat AS berhak mendapatkan apa pun," kata Pence dalam acara publik pertamanya sejak serangan di Capitol yang menyebabkan lima orang tewas.
"Dia (Trump) mengatakan Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris akan dilantik pada 20 Januari dengan cara yang konsisten dengan sejarah dan tradisi kita, dan dengan cara yang memberikan penghormatan kepada rakyat Amerika dan Amerika Serikat," ujar Pence.
Trump, yang tidak berencana untuk menghadiri pelantikan, pada Rabu (13/1) menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali ketika 10 rekannya dari Partai Republik bergabung dengan Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS untuk menuduh Trump menghasut aksi pemberontakan pada serangan pekan lalu.
Pence juga bertemu dengan puluhan pengawal di luar Capitol yang sudah terang benderang, berterima kasih kepada mereka karena telah memberikan keamanan "pada saat yang begitu penting dalam kehidupan bangsa".
Penampilan Pence yang dipentaskan dengan hati-hati pada Kamis tampak kontras dengan Trump, yang belum mengunjungi Capitol sejak serangan itu. Dalam sebuah video yang dirilis Rabu malam, Trump menyangkal adanya aksi kekerasan di Capitol.
Pence telah lama menjadi salah satu rekan Trump yang paling setia, tetapi telah membuat Trump marah karena menolak untuk memblokir sertifikasi kongres atas kemenangan suara elektoral Biden.
Selama serangan di Capitol, beberapa pendukung Trump membahas rencana pembunuhan Pence karena dianggap sebagai pengkhianat.
Trump dan Pence berusaha untuk memperbaiki keretakan mereka selama pertemuan di Oval Office pada Senin (11/1), tetapi para pembantu Pence mengatakan mereka sangat kecewa dengan cara Trump memperlakukan Pence.
Baca juga: Joe Biden berencana percepat pelepasan vaksin COVID-19 ke negara bagian
Baca juga: Joe Biden: Trump menyulut kekerasan di gedung Kongres AS
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB