Zurich (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis mendaftarkan vaksin COVID-19 dari Pfizer dan BioNTech untuk penggunaan darurat, dan mengatakan bahwa langkah tersebut membuka pintu bagi negara-negara untuk mempercepat persetujuan mereka sendiri untuk mengimpor dan memberikan suntikan.
Begitu vaksin telah terdaftar untuk penggunaan darurat WHO, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengatakan, mereka "melibatkan jaringan pengatur regional dan mitranya untuk menginformasikan otoritas kesehatan nasional tentang vaksin dan manfaat yang diantisipasi berdasarkan data dari studi klinis hingga saat ini."
Baca juga: Vaksin dan ikhtiar Indonesia untuk atasi pandemi COVID-19
Tinjauan WHO menemukan bahwa vaksin tersebut memenuhi kriteria yang harus dimiliki untuk keamanan dan kemanjuran yang ditetapkan oleh WHO, dan bahwa manfaat menggunakan vaksin untuk mengatasi potensi risiko COVID-19, kata WHO dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah langkah yang sangat positif untuk memastikan akses global ke vaksin COVID-19. Tetapi saya ingin menekankan perlunya upaya global yang lebih besar untuk mencapai pasokan vaksin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana pun, " kata Dr. Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk Akses ke Obat dan Produk Kesehatan.
WHO, bersama dengan GAVI Vaccine Alliance dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), mempelopori upaya global yang disebut COVAX untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, untuk membantu memastikan bahwa suntikan vaksin tidak hanya ditujukan ke negara kaya.
Aliansi COVAX telah menyatakan memiliki kesepakatan untuk hampir 2 miliar dosis, dengan pengiriman pertama jatuh tempo pada awal 2021. Aliansi tersebut mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan Pfizer dan BioNTech untuk mengamankan vaksin.
Vaksin RNA messenger Pfizer dan BioNTech 95 persen efektif mencegah gejala penyakit setelah dua dosis terpisah 21 hari. Pengiriman sulit dilakukan, karena perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius.
Vaksin ini sebelumnya telah disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat dan Inggris, dan memiliki persetujuan pemasaran bersyarat di Eropa dan Swiss.
Di antara negara-negara lain, distribusi suntikan yang dipusatkan pada orang tua dan petugas kesehatan dimulai pada bulan Desember.
Baca juga: Maret ini, vaksin COVID-19 sampai di Bengkalis
Baca juga: Riau menunggu vaksin, akan didistribusikan ke enam kelompok prioritas ini
Sumber : Reuters
Pewarta : Azis Kurmala
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB