Korban pemukulan wamen ikhlas

id korban pemukulan, wamen ikhlas

Pekanbaru (ANTARARIAU News) - Korban pemukulan Wakil Menteri (Wamen) Hukum dan Hak Asasi Manusia yakni DL Sihombing, Sembiring dan Khoirul (ketiganya petugas Lapas Pekanbaru) mengaku ikhlas dan tidak akan melaporkan kasus tersebut ke aparat kepolisian.

"Kami ikhlas meski sudah menjadi korban penamparan Wamen dan pemukulan ajudannya," kata DL Sihombing dalam keterangan resminya di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru, Rabu siang.

Sihombing menyatakan bahwa penamparan benar dilakukan oleh Wamen Denny Indrayana dan seorang yang diduga sebagai ajudannya.

Dikatakan, pada saat itu (Senin 2/4) sekitar pukul 02m30 WIB, Wamen datang ke Lapas dengan mengenakan jaket hitam dan topi, dikawal sekitar 25 sampai 30 petugas Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Insiden pemukulan terjadi ketika saya terlambat membukakan pintu gerbang," kata Sihombing.

Wamen katanya, menampar beberapa petugas Lapas termasuk Sihombing, bahkan seorang pria yang diduga sebagai ajudan Wamen juga ikut-ikutan menendang petugas Lapas.

"Ajudan Wamen menendang saya hingga terpental," katanya.

Kronologinya, demikian Sihombing, Wamen Denny Indrayana sempat bertanya, "kenapa lambat membuka pintu," kata Sihombing memperagakan pernyataan Denny.

Pernyataan itu kata Sihobing, dilontarkan Wamen sambil menamparnya.

"Tapu semuanya sudah selesai, Wamen langsung minta maaf secara pribadi ke saya lewat surat resmi dan saya memaafkannya. Saya ikhlas meski sudah ditampar," katanya.

Sementara korban penamparan Wamen lainnya, Khoirul mengaku juga berada di lokasi berdekatan dengan Sihombing.

"Posisi saya berada di ruang komandan Sihombing. Dia (Sihombing) terkapar terjatuh. Setelah itu gantian saya saya yang ditendang ajudan Wamen," katanya.

Khoirul juga menunjukan baju bekas penendangan yang dilakukan oleh ajuda Wamen dan masih meninggalkan jejak tapak sepatu.

"Yang jelas, waktu itu ramai sekali. Ada sekitar 25 sampai 30 orang, termasuk beberapa diantaranya wartawa," katanya.

Secara pribadi Khoirul juga memgaku telah memaafkan Wamen beserta rombongan.

"Wamen juga telah mengajukan permohonan maaf lewat surat ke saya. Intinya Wamen secara pribadi meminta maaf atas kejadian itu," katanya.

Begitu juga Sembiring, selaku Komandan Jaga Lapas Pekanbaru. Ia mengaku menyaksikan langsung insiden pemukulan itu.

"Pas masuk, Kourul terlihat sudah terkapar. Dan saya juga ikut ditampar," kata Sembiring.

Insiden penamparan itu katanya, berawal ketika ia tengah menghampiri Denny Indrayana yang tampak emosi.

"Saya sempat menghampiri pak Wamen yang kemudian menyruh saya untuk mengumpulkan semua anggota jaga di Lapas dan mengumpulkan semua handphone. Saja juga ditampar," katanya.

Sebelumnya pada Senin (2/4) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, Denny Indrayana bersama lebih dari 25 pasukan BNN Pusat melakukan penggerebekan terhadap Lapas Kelas II A Pekanbaru.

Hasilnya, Wamen dan BNN menangkap tangan tiga warga binaan yang diduga terlibat jaringan peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) serta pencucian uang hasil dari peredaran barang haram itu.