Pekanbaru (ANTARARIAU News) - Pedagang cincau di Kota Pekanbaru, Riau, mengaku menerima permintaan makanan sejenis agar-agar hingga omzet penjualan industri rumah tangga itu melonjak hingga Rp150 juta dalam sebulan.
"Permintaan cincau sekarang naik sampai lima kali lipat dari biasanya, dan omzet juga naik menjadi Rp150 juta sebulan," kata Eri (49), pengusaha industri rumah tangga cincau di Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, Selasa.
Ia menjelaskan, lonjakan permintaan cincau mulai terjadi sejak sekitar 1,5 bulan lalu. Menurut dia, lonjakan pesanan tersebut tidak lepas dari menjamurnya usaha cappucino cincau di daerah tersebut.
Produk cappucino cincau adalah jajanan berupa cincau yang dipotong seperti dadu dicampur dengan minuman cappucino dingin. Minuman tersebut kini banyak dijajakan usaha kecil di Pekanbaru karena mudah pembuatannya dan modal relatif murah.
"Bisa kita lihat sekarang banyak muncul usaha cappucino cincau hampir di setiap jalan di Pekanbaru. Cincau banyak dibeli pedagang untuk bahan bakunya," kata Eri yang sudah 15 tahun berjualan cincau.
Menurut dia, tertariknya maasyarakat terhadap cappucino cincau turut mendongkrak permintaan cincau dari biasanya 25 kaleng menjadi 125 hingga 150 kaleng dalam sehari.
Padahal, permintaan cincau biasanya hanya ramai pada bulan Ramadhan.
Ia menjelaskan, tingginya permintaan juga membuat harga jual cincau naik menjadi Rp60 ribu per kaleng dari sebelum Rp50 ribu. Namun, kenaikan tersebut tidak berdampak pada surutnya permintaan.
"Bahkan, saya sampai kewalahan memenuhi pesanan yang sebenarnya bisa mencapai 200 sampai 250 kaleng dalam sehari," katanya.
Ia menambahkan, bahan baku pembuatan cincau mendatangkan dari Ponorogo, Jawa Timur. Eri membeli bahan baku daun cincau dari Ponorogo sebanyak tiga hingga 3,5 ton seharga Rp25 ribu per kilogram untuk keperluan bahan baku dalam setahun.
Persaingan dagang cincau di Pekanbaru tidak terlalu ketat karena baru ada tiga distributor cincau untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Omzet pedagang cincau Rp150juta sebulan
