Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbarumenyebut tiga pasien DBDmeninggal dunia sehingga mengimbau warga setempat agar mewaspadai musim penghujan saat ini, dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memutus mata rantai penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
Data Diskes mencatat sejak Januari hingga pertengahan November 2020 ada 481 kasus DBD di Kota Pekanbaru.
"Tiga di antaranya meninggal dunia karena tidak tertolong, artinya ini perlu diwaspadai," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih di Pekanbaru, Sabtu.
Kata dia, musim penghujan menjadi sarana yang mendukung bagi penetasan telur -telur nyamuk Aides Aegeptyyang sudah tersimpan selama kemarau di wadah dan tumpukan sampah yang tidak dibersihkan warga selama ini.
Jika selama ini wadah itu tidak ada dan dibersihkan dengan menerapkan pola 3M, yaitu menutup, menguras dan menimbun, pasti saat hujan telur nyamuk tidak akan menetas dan berkembang biak.
"Artinya jika warga menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan mampu memberantas telur nyamuk penyebab DBD, sehingga saat musim penghujan tidak akan ada kekhawatiran," katanya.
Lebih jauh kata dia, tiga warga yang meninggal akibat DBD itu berasal dari beberapa kecamatan, selebihnya pasien sudah ditangani dan sudah sembuh.
"Pasien meninggal satu orang di awal tahun lalu berasal dari Kecamatan Senapelan dan dua lainnya dari Tenayan Raya," katanya.
Data yang berhasil dirangkum antara dari Dinas Kesehatan Pekanbaru dari total kasus DBD mencapai 481 orang, tersebar pada 12 kecamatan setempat.
Adapun rinciannya, di Sukajadi ada 18 kasus, Senapelan 20 kasus, Pekanbaru Kota 7 kasus, Rumbai Pesisir 25 kasus, Rumbai 30 kasus, Limapuluh 36 kasus, Sail 7 kasus, Bukit Raya 53 kasus, Marpoyan Damai 67 kasus, Tenayan Raya 84 kasus, Tampan 77 kasus dan Payung Sekaki 57 kasus.
Baca juga: Ada 468 kasus DBD di Pekanbaru, satu meninggal