Seoul (ANTARA) - Korea Selatan melaporkan 313 kasus baru COVID-19 pada Rabu, jumlah tertinggi sejak Agustus, karena infeksi terus muncul dari klaster perkantoran, fasilitas medis, dan pertemuan kecil, sehingga mendorong pihak berwenang untuk memperketat aturan jarak sosial.
Jumlah harian telah di atas 200 kasus selama lima hari berturut-turut dan melampaui 300 kasus untuk pertama kalinya sejak Agustus ketika ada wabah besar di rapat umum politik gereja, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin: Pemerintah berupaya keras cegah krisis ganda ekonomi
Pemerintah pada Selasa (17/11) memutuskan untuk memberlakukan kembali tindakan jarak sosial yang lebih ketat untuk wilayah Seoul, hanya berselang sebulan setelah melonggarkannya, dan memperingatkan krisis yang lebih besar jika upaya saat ini gagal untuk menekan lonjakan kasus baru.
"Kami berada dalam krisis di mana ada pandangan pesimistis yang memprediksi penularan nasional lain," kata Wakil Menteri Kesehatan Kang Do-tae.
"Infeksi sekarang terjadi secara bersamaan di setiap sudut masyarakat kita, situasi kehidupan nyata, tidak seperti masa lalu ketika ada wabah besar dari tempat atau kelompok tertentu," ia melanjutkan.
Dari kasus baru yang tercatat, 245 merupakan kasus lokal dan 68 berasal dari luar negeri. Hampir 74 persen infeksi domestik berasal dari wilayah Seoul yang lebih besar, rumah bagi sekitar setengah dari 52 juta populasi negara itu, termasuk kasus yang terkait dengan klub olahraga, pabrik, dan pertemuan keluarga.
Total infeksi sekarang mencapai 29.311 kasus dengan 496 kematian.
Mulai Kamis (19/11), pertemuan publik yang terdiri dari 100 orang atau lebih akan dilarang, ibadah dan acara olahraga akan dibatasi hingga kapasitas 30 persen, dan fasilitas berisiko tinggi termasuk klub dan bar karaoke harus memperluas jarak di antara para tamu.
Otoritas kesehatan telah memperingatkan hitungan harian bisa mencapai 400 kasus, dan mereka mungkin semakin memperketat jarak sosial untuk membatasi makan malam di luar dan membatasi transportasi umum jika situasinya tidak stabil selama dua minggu ke depan.
"Sulit untuk mengatasi krisis baru ini," kata Kang, yang mendesak warga Korea untuk menerapkan aturan kebersihan yang ketat dan meminimalkan perjalanan dan perayaan akhir tahun.
Baca juga: Presiden Joko Widodo tegaskan vaksin COVID-19 di Indonesia harus masuk daftar WHO
Baca juga: Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat inap di Wisma Atlet bertambah jadi 1.569
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB