Pekanbaru - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Riau terpaksa menerjunkan beberapa ekor pasukan gajah terlatih untuk mengusir segerombolan gajah liar yang kerap mengamuk di kawasan permukiman warga Kabupaten Rokan Hulu.
"Ada sekitar dua ekor gajah yang kami ikut sertakan dalam pengusiran gajah liar di Desa Mahato, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul)," kata petugas BKSDA Wilayah Riau, Eko kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.
Melalui hubungan telepon selularnya, Eko mengatakan, informasi kemunculan segerombolan gajah liar yang jumlahnya diperkirakan lebih dari tujuh ekor itu sudah diterima pihaknya sejak beberapa hari lalu.
Bahkan menurut dia, gajah liar yang dimaksud juga kerap mengamuk hingga merusak sejumlah tanaman perkebunan milik warga di beberapa desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara.
"Sementara untuk mendatangkan gajah terlatih ini, baru kami lakukan kemarin malam (15/2) dan hari ini," ujarnya.
Sementara beberapa warga tempatan mengakui, kehadiran gajah liar sebenarnya sudah menjadi hal yang biasa bahkan tanpa mengenal waktu.
"Namun dalam beberapa hari belakangan ini, gajah-gajah itu selalu merusak tanaman perkebunan milik warga. Beberapa kali juga ada sempat gajah yang masuk ke sekitar permukiman," kata seorang warga.
Secara terpisah, pemuka masyarakat yang juga menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Mahato, yakni Anasri, mengatakan jika pihaknya telah jauh hari menginformasikan ke pemerintah kabupaten dan BKSDA bahwa ada segerombolan gajah yang kerap mengamuk dan merusak tanaman warga setempat.
"Sebelum BKSDA datang sama tim gajahnya, kami bersama warga juga telah berulang mengusir gajah-gajah tersebut," katanya.
Pengusiran kawanan hewan bongsor diakuinya, dilakukan dengan cara yang lumayan unik. "Ada yang menggunakan meriam bambu dan ada juga yang mengusirnya dengan menggunakan peralatan seadanya," ujarnya.
