Jambi - Wartawan senior Parni Hadi menggagas penghargaan Adinegoro yang digelar bersamaan dengan peringatan Hari Pers nantinya ditingkatkan menjadi penghargaan untuk wartawan tingkat Asia.
"Untuk itu perlu dibentuk yayasan dengan nama Adinegoro Award Foundation. Namanya memang menggunakan bahasa Inggris," kata mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA itu dalam bincang-bincang panitia, dewan juri dan pemenang Adinegoro di Jambi, Rabu (8/2) malam.
Ia menjelaskan bahwa Adinegoro Award itu harus menjadi penghargan bergengsi untuk meningkatkan kualitas karya para wartawan.
"Jadi tujuannya agar karya jurnalistik wartawan menjadi lebih baik, bukan untuk mengejar hadiah. Syaratnya adalah, harus didukung oleh pendidikan bagi wartawan," katanya.
Pada bincang-bincang sebelum peringatan Hari Pers 9 Februari yang rencananya dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, sempat mengemuka bahwa jumlah karya wartawan yang mengikuti penghargaan Adinegoro masih belum sesuai harapan.
Parni yang juga mantan Dirut RRI itu mengemukakan bahwa kalau sudah terbentuk, maka pengurus Adinegoro Award Foundation ini sudah mulai bekerja sejak Februari hingga Desember untuk menjaring karya jurnalistik yang dinilai layak untuk diunggulkan.
"Selain panitia yang memilih karya, cara lainnya adalah wartawan yang mengirimkan karya itu," kata juri Adinegoro 2011 untuk kategori tajuk rencana ini.
Sementara putera almarhum Adinegoro, Astrid BS Surjo mengemukakan bahwa sebenarnya Yayasan Adinegoro sudah ada, namun saat ini memang tidak berjalan karena pengurusnya banyak yang sudah meninggal.
Karena itu ia setuju dengan gagasan Parni Hadi itu sehingga di masa-masa mendatang Adinegoro Award betul-betul memotivasi wartawan untuk menghasilkan karya terbaik.
Salah seorang anggota dewan juri Adinegoro 2011 Dr Indrawadi Tamim mengemukakan bahwa juri sempat dihadapkan pada pemikiran memilih karya untuk memenuhi target harus ada pemenang atau tetap berpatokan pada kriteria.
Untuk menjaga gengsi itu, maka juri memilih pada kriteria. Karena itu untuk karya tulis investigatif tahun 2011 dinyatakan tidak ada pemenangnya. Indrawadi juga mendukung gagasan Parni Hadi.
Sementara Primus Dorimulu, Pimred Suara Pembaruan yang menjadi pemenang Adinegoro 2011 kategori tajuk rencana mengatakan bahwa peranan pimpinan media harus ikut mendorong wartawannya untuk bangga menerima penghargaan.
"Misalnya, selain ditulis sebagai berita, juga ditampilkan di iklan bahwa wartawannya menjadi juara Adinegoro. Saya sangat bangga menerima penghargaan ini. Wartawan juga harus didorong untuk berprestasi jurnalistik. Misalnya, Anda boleh naik menjadi pimred atau apa tapi kamu harus mendapatkan Adinegoro," katanya.