Riset: Vaksin COVID-19 eksperimental oleh China dalam uji klinis tampak aman

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, vaksin

Riset: Vaksin COVID-19 eksperimental oleh China dalam uji klinis tampak aman

Sebuah stan yang menampilkan kandidat vaksin virus corona dari China National Biotec Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), terlihat di Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) 2020, di tengah wabah COVID-19, di Beijing, China, Jumat (4/9/2020). (ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/aa.)

Beijing (ANTARA) - Vaksin COVID-19 eksperimental China yang dikembangkan oleh Institut Biologi Medis, lembaga di bawah Akademi Ilmu Kedokteran China terlihat aman dalam uji klinis tahap awal, menurut para peneliti.

Dalam uji klinis Tahap 1 dari 191 partisipan sehat berusia 18 - 59 tahun, vaksinasi dengan suntikan eksperimental kelompok tersebut tidak menunjukkan reaksi negatif yang parah, katanya melalui dokumen yang diunggah di jurnal pracetak medRxiv, Selasa.

Baca juga: Presiden Joko Widodo tandatangani Perpres tentang vaksin COVID-19

Reaksi negatif yang paling umum dialami oleh partisipan yakni nyeri ringan, sedikit kelelahan dan kemerahan, gatal dan bengkak di bekas suntikan.

Vaksin eksperimental itu juga memicu respons imun.

"Semua data yang diperoleh dari uji klinis ini mendukung keamanan dan imunogenitas dari vaksin inaktif ini dan juga mendorong riset lebih lanjut mengenai keampuhan vaksin tersebut ke depannya," bunyi dokumen tersebut.

China menyuntik ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok lainnya yang dianggap sangat berisiko dengan vaksin lainnya, bahkan saat uji klinis belum sepenuhnya rampung, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli.

Sedikitnya empat vaksin eksperimental buatan China kini sedang dalam uji klinis tahap akhir.

Baca juga: Obat penanganan COVID-19 hasil racikan holding BUMN farmasi siap digunakan

Baca juga: GlaxoSmithKline optimistis vaksin COVID-19 tersedia secara luas tahun depan


Sumber: Reuters

Pewarta : Asri Mayang Sari