Tulungagung (ANTARA) - Dokter spesialis kesehatan jiwa Predito Prihantoro, SpKJ mengemukakan anak-anak usia bawah umur, bahkan hingga usia remaja memiliki kerentanan tinggi terhadap gangguan psikologis dampak pandemi COVID-19 yang telah mempengaruhi perubahan pola interaksi sosial antarindividu.
"Gangguan psikologi sangatlah rentan terjadi pada anak usia dini yang duduk di bangku sekolah dasar atau taman kanak-kanak," kata Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Predito Prihantoro, Sp.KJ di Tulungagung Provinsi Jawa Timur, Senin.
Lanjut dia, risiko gangguan psikologi yang mungkin terjadi kepada anak terutama pada perubahan perilaku seperti stres, cemas dan masalah tidur.
Oleh karena itu kebutuhan psikologis anak harus tetap dipenuhi dimasa pandemi.
"Bisa terjadi karena, anak tidak lagi berinteraksi dengan teman sejawatnya, sekolah diliburkan sehingga kebebasan berkomunikasi dan bermain sangat kurang," ujar dia.
Selain itu, peran serta kreativitas orang tua dalam berkomunikasi dan berinteraksi pada anak juga sangatlah diperlukan.
Hal ini supaya proses tumbuh kembang secara psikologis anak dapat dipantau dengan baik.
Orang tua selalu berkomunikasi dengan gurunya untuk memastikan proses belajar mengajar di rumah tetap berjalan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
"Di sinilah tantangan terberat dialami oleh orang tua yang mana menggantikan posisi (peran) guru, yang mana tetap harus memberikan hak-hak asuh anak pada proses pertumbuhannya," ujarnya.
Dokter Predito memberikan solusi agar kebutuhan psikologis anak tetap terpenuhi dengan baik, sehingga anak tidak mengalami gangguan mental dalam menghadapi situasi seperti sekarang di antara adalah;
1. Orang tua harus lebih sabar, dimana saat ini (masa pandemic COVID-19) peran dan tanggung jawab guru sebagian/lebih banyak bergeser menjadi tugas orang tua. Pada situasi ini, orang tua diharuskan lebih sering berinteraksi dengan anak.
2. Tidak disarankan membandingkan anak dengan anak yang lainnya. Hal ini penting demi menjaga perkembangan psikologis dan kepercayaan diri individu anak.
3. Memberikan kesempatan anak untuk tetap bermain, memberikan jadwal seperti di sekolah kapan dia harus belajar dan kapan dia harus bermain.
"Selain itu, disarankan untuk orang tua tetap berkonsultasi dengan dokter ahli di bidang psikologi dan sejenisnya, untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan fisik dan psikologis di fasilitas kesehatan yang ada," tuturnya.
Berita Lainnya
Tol Permai kembali makan dua korban jiwa, satu dokter wanita
08 October 2022 12:01 WIB
Asesmen eselon II, 30 pejabat Meranti jalani tes kejiwaan dan narkoba
20 June 2022 17:34 WIB
Polisi periksa kejiwaan istri aniaya suaminya hingga tewas di Mampang
26 August 2020 14:55 WIB
Studi sebut sejumlah pasien sembuh dari COVID-19 alami gangguan kejiwaan
04 August 2020 14:39 WIB
Polisi dalami kejiwaan penikam imam masjid
24 July 2020 11:24 WIB
Tim RS Polri lakukan observasi kejiwaan remaja tersangka pembunuh balita tetangga
09 March 2020 12:39 WIB
Polisi Pekanbaru periksa kejiwaan bapak bunuh anak kandung beralasan bisikan gaib
17 February 2020 14:36 WIB
Pihak Rumah Sakit Nyatakan T.O.P BIGBANG Butuhkan Perawatan Kejiwaan
09 June 2017 10:00 WIB