Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Tim dokter RSUD Arifin Achmad Pekanbaru menyatakan kondisi bayi kembar siam yang hingga kini belum diberi nama, memburuk, sehingga perlu penanganan ekstra untuk menjaga kehidupan mereka.
"Kondisi bayi kembar siam menurun, tim neonatologis dan jantung sudah memberikan pertolongan, mohon doanya supaya membaik," kata Ketua Tim Dokter RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Dr Tubagus Ondih, di Pekanbaru, Minggu.
Menurut dia, awalnya salah satu bayi kondisinya menurun pada Sabtu (21/9) malam.
Ia mengatakan pemeriksaan terakhir pada Minggu dini hari menunjukan saturasi oksigen bayi hanya mencapai 96.
Sedangkan detak jantung sangat cepat yakni mencapai 170 per menit. Kondisi itu kuat dugaan karena mereka hanya memiliki satu jantung yang berfungsi memompa darah untuk dua badan.
"Jantung terlihat berdetak kuat karena harus memenuhi kebutuhan dua bayi," ujar Tubagus.
Menurut dia, pihaknya telah memasang ventilator untuk bayi yang diharapkan membuat kondisinya stabil. Tim dokter terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kembar siam itu, terutama kondisi oksigen dan keasaman pada darah.
Bayi kembar berkelamin perempuan itu mengalami kelainan karena lahir dengan kondisi dada dan perut berhimpitan (conjoined twins type thoraco-omphalopagus). Bayi tersebut dilahirkan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu pada 14 Januari lalu, dan kini dirawat di ruang neonatus RSUD Arifin Achmad sejak 15 Januari.
Bayi malang tersebut merupakan anak ketiga dari Parsini dan Riswanto, warga Desa Kuala Gading Kecamatan Batang Cenaku, Indragiri Hulu. Ketika lahir, keduanya berbobot 4,2 kilogram.
Kelahiran bayi kembar siam tersebut tergolong langka karena hanya terjadi pada peluang 1 banding 500.000 kelahiran di dunia.