Kondisi Bayi Hidrosefalus RSUD Pekanbaru Memburuk

id kondisi bayi, hidrosefalus rsud, pekanbaru memburuk

Pekanbaru, (ANTARAriau News) - Kondisi bayi penderita Hidrosefalus atau kepala air, anak seorang warga Kerinci, Kabupaten Pelalawan yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru semakin parah, Sabtu.

Bayi malang bernama Putra Akbar (3,5) anak Ayu (20) itu kini terbaring lemas di Ruang Cendrawasi II RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dan masih menunggu kepastian akan dioperasi demi kesembuhannya.

"Sudah sejak seminggu lalu kami dijanjikan untuk dioperasi, tapi sampai sekarang belum juga terlaksana. Alasan dokter ruang operasi masih penuh. Senin nanti (19/9) baru akan ada ruang atau kamar operasi yang kosong," kata ibu bayi itu, Ayu.

Selama lebih dari satu bulan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, kata dia, kondisi Putra Akbar terus semakin parah, berat badannya juga terus bertambah akibat pembengkakan di kepala yang terus membesar.

"Kami berharap pihak RSUD segera mengoperasinya karena kami semakin khawatir dengan kondisi dia (Putra Akbar)," ujarnya.

Seorang wanita yang mendampingi Ayu sekaligus nenek dari bayi berkepala air itu, Susilawati (45) mengatakan, setiap hari memang cucunya selalu dijenguk oleh salah seorang dokter yang merawatnya.

"Namun sampai sekarang belum ada kejelasan kapan dia akan di operasi. Sementara kami terus mengeluarkan biaya makan menjaga anak sekaligus cucu kami ini. Untungnya ada tetangga yang selalu membantu kami memberikan makan," kata dia.

Sekarang ini, kata Susilawati, bobot bayi malang berkepala air cucunya itu terus bertambah, dari delapan kilogram naik menjadi sepuluh kilogram dan sekarang mungkin sudah lebih 12 kilogram.

"Padahal sewaktu dilahirkan tiga setengah tahun lalu, cucu kami ini beratnya tidak lebih dari 2,3 kilogram. hidungnya sekarang sudah menghilang, karena muka dan kepalanya terus membengkak. Beruntung, matanya masih bisa melihat," kata Susilawati.

Saat dibawa ke RSUD Arifin Achmad guna penyembuhan cucu tunggalnya itu, Susilawati mengaku hanya bermodalkan kartu jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).

"Sejak masuk sekitar tiga minggu lalu, anak saya hanya bisa menginap di ruang perawatan kelas ekonomi. Kondisi ini dapat saya terima karena anak saya sebenarnya juga dalam kondisi sehat," kata dia.

Ditanya mengenai kendala dan kesulitan yang mungkin sempat dialami, Susilawati mengaku belum mengalaminya.

"Sejauh ini semuanya baik-baik saja dan tidak ada kendala yang sempat membuat kami kesal. Mungkin karena pengobatan anak saya sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan," kata Susilawati.

Seorang perawat di ruang Cenderawasi II RSUD Arifin Achmad, Dewi, mengatakan, pihaknya hanya tinggal menunggu adanya ruang perawatan intensif (ICU) untuk kemudian mengoperasi Putra Akbar.

"Sebenarnya tidak ada kendala, kami hanya tinggal menunggu jadwal tepat untuk mengoperasinya dan ruang ICU guna perawatan intensif usai operasi," ujarnya.