Mexico City (ANTARA) - Meksiko melampaui 700.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi pada hari Senin (21/9) di saat otoritas kesehatan menggambarkan tingkat infeksi yang melambat selama hampir dua bulan.
Pada hari Senin, Kementerian Kesehatan melaporkan 2.917 kasus baru yang dikonfirmasi dari virus corona baru di negara Amerika Latin itu, sehingga total menjadi 700.580 serta jumlah kematian kumulatif 73.697.
Baca juga: Memaksakan Pilkada 2020 di tengah bencana COVID-19
Menurut hitungan Reuters, Amerika Latin telah mencatat sekitar 8,7 juta kasus virus corona dan lebih dari 322.000 kematian, keduanya merupakan yang tertinggi di wilayah mana pun.
Sementara Brazil adalah negara yang paling terpukul di kawasan ini, Peru, Kolombia dan Meksiko juga mengalami wabah parah.
Terlepas dari tindakan penguncian yang agresif di banyak negara di seluruh kawasan, serta kepatuhan luas dalam strategi mitigasi seperti masker dan jarak sosial, para ahli menyarankan bahwa kemiskinan yang merajalela di kawasan itu dan ekonomi informal yang besar telah membuat pembatasan menjadi sulit.
Di Meksiko, otoritas kesehatan senior seperti Wakil Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell, wajah publik dari strategi virus corona pemerintah, telah mengakui bahwa jumlah kasus sebenarnya di negara tersebut secara signifikan lebih tinggi dari angka resmi yang ditunjukkan.
Namun, dia berpendapat bahwa wabah di Meksiko telah menunjukkan tanda-tanda melambat selama beberapa bulan terakhir.
"Kami sekarang mengalami delapan minggu berturut-turut penurunan (beban kasus)," kata Lopez-Gatell kepada wartawan pada pertemuan rutin Senin malam.
Dia sebelumnya mengutip penurunan tingkat rawat inap dan kematian baru.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador dikritik sejak awal karena meminimalkan krisis kesehatan, mendorong keluarga untuk pergi ke restoran bahkan ketika negara lain memberlakukan tindakan penguncian. Dia sangat jarang menggunakan masker di depan umum.
Baca juga: Minyak anjlok, kasus virus corona meningkat
Baca juga: Pekanbaru siapkan 1.000 kamar hotel antisipasi lonjakan COVID-19
Sumber: Reuters
Penerjemah: Azis Kurmala
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB