Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, mencatat jumlah pasien COVID-19 yang sembuh sampai 19 Agustus 2020 telah mencapai sebanyak 9.056 orang.
Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, mengatakan jumlah pasien sembuh merupakan akumulasi dari pencatatan sejak 23 Maret 2020.
Baca juga: Jazilul Fawaid katakan kondisi pandemi COVID-19 pengaruhi kualitas SDM di Indonesia
"Sejak 23 Maret-19 Agustus 2020, pasien terdaftar sebanyak 11.024 orang, pasien sembuh 9.056 orang," kata dia.
Pasien yang harus dirujuk ke RS lain sebanyak 235 orang, sedangkan tiga pasien meninggal dunia, dan ada satu pasien yang meninggalkan lokasi tanpa izin.
Data terbaru, jumlah pasien yang dirawat inap di RSD Wisma Atlet saat ini sebanyak 1.312 orang, terdiri atas 701 pria dan 611 wanita.
Pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.306 orang, sementara pasien suspek tercatat sebanyak enam orang.
Wisma Atlet Kemayoran resmi difungsikan sebagai RS Darurat COVID-19 oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, 23 Maret 2020 yang memiliki total kapasitas untuk menampung 12 ribu orang.
Tak hanya di RSD Wisma Atlet, Aris juga menyampaikan data terbaru pasien sembuh COVID-19 yang dirawat di RS Khusus Infeksi di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
RSKI Pulau Galang mencatat pasien rawat inap sebanyak 244 orang (192 pria dan 52 perempuan), terdiri atas 41 pasien terkonfirmasi positif COVID-19, dan 203 pasien suspek.
Rekapitulasi mulai 12 April-19 Agustus 2020, pasien terdaftar sebanyak 1.516 orang, 266 pasien sembuh, dan 901 pasien suspek selesai menjalani perawatan.
Ada tiga pasien yang memerlukan rujukan ke RS lain, sementara pasien yang meninggal dunia nihil.
RSKI Pulau Galang yang dibangun sejak 9 Maret 2020 untuk mengantisipasi melonjaknya pasien COVID-19 di Indonesia, telah diresmikan operasionalnya pada 6 April 2020.
Baca juga: Sehari setelah HUT ke-75 RI positif COVID-19 tambah 1.673 jadi 143.043 kasus
Baca juga: Pakar China: Hati-hati, virus corona bisa beradaptasi dengan DNA warga dan lingkungan setempat
Pewarta: Zuhdiar Laeis
