New York (ANTARA) - Harga minyak berjangka berakhir relatif stabil pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) didukung data ekonomi yang positif walaupun ada lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat yang dapat mengekang permintaan bahan bakar.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman September sedikit menguat 30 sen menjadi ditutup pada 43,10 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun tipis dua sen menjadi menetap pada 40,63 dolar AS.
Baca juga: Kepala SKK Migas: Harga minyak bakal capai keseimbangan baru 60 dolar/barel
"Kekuatan yang bersaing di pasar minyak sekarang adalah pembukaan kembali ekonomi di seluruh dunia, meningkatnya permintaan minyak, diimbangi oleh kekhawatiran tentang penutupan ekonomi di seluruh dunia karena kebangkitan dalam jumlah kasus virus," kata Andy Lipow, presiden konsultan Lipow Oil Associates.
Dalam lima hari pertama Juli, 16 negara bagian AS melaporkan rekor peningkatan dalam kasus baru COVID-19, yang telah menginfeksi hampir tiga juta orang Amerika dan menewaskan lebih dari 130.000 orang, menurut penghitungan Reuters.
Aktivitas industri jasa AS rebound tajam pada Juni, hampir kembali ke level pra pandemi COVID-19, sementara ekonomi China pulih dan pasar modalnya menyedot uang, menciptakan sentimen bullish di pasar, tulis China Securities Journal dalam sebuah tajuknya.
Namun, data Jerman menunjukkan bahwa pemulihan dari COVID-19 akan lambat dan menyakitkan. Pesanan industri Jerman rebound moderat pada Mei dan seperlima perusahaan di ekonomi terbesar Eropa itu mengatakan dalam survei yang diterbitkan pada Senin (6/7/2020) mereka takut kebangkrutan.
"Sementara risiko di sisi permintaan membebani harga, disiplin yang baik dengan OPEC+ memberikan dukungan," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Senin (6/7/2020).
Produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah jatuh ke level terendah dalam beberapa dekade.
OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah sepakat untuk menurunkan produksi dengan rekor 9,7 juta barel per hari (bph) untuk bulan ketiga pada Juli.
Produsen minyak Saudi Aramco telah meningkatkan harga jual resmi (official selling prices/OSP) untuk minyak mentahnya ke Asia sebesar satu dolar AS per barel pada Agustus, dan menaikkan OSP untuk hampir semua grade minyak ke Eropa dan Amerika Serikat.
Baca juga: Harga minyak mentah jatuh, meski ada kejutan penurunan stok minyak mentah AS
Baca juga: Harga minyak mentah naik didukung pembatasan pasokan yang sedang berlangsung
Pewarta : Apep Suhendar
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB