Soal TFR, unmet need, ASFR masih tinggi, serta MKJP rendah, Gubernur Syamsuar minta perkuat sinergi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,BKKBN

Soal TFR,  unmet need, ASFR masih tinggi, serta MKJP rendah, Gubernur Syamsuar minta perkuat sinergi

Gubernur Riau Syamsuar memotong tumpeng dan diserahkan kepada Misnarni Syamsuar (Ketua TP PKK Provinsi Riau) menandai diperingatinya Harganas tingkat Provinsi Riau tahun 2020. (Frislidia/Antara)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Riau terus berupaya menekan empat masalah kompleks di daerah itu seperti TFR, unmet need yang masih tinggi, rendahnya capaian MKJP dan tingginya ASFR atau wanita melahirkan usia 15-19 tahun.

"Untuk menekan empat permasalahan tersebut perlu menggalang dan menyatukan segala protensi bersama mitra terkait dan tentunya diperkuat lagi dengan bergabungnya tenaga Penyuluh KB dan petugas penyuluh KB yang ada di Riau," kata Gubenur Riau, Syamsuar di Pekanbaru, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-27, tingkat Provinsi Riau tahun 2020, bertema "Satukan gerak dalam membangun keluarga berkualitas" digelar di Gurbenuran Riau, diikuti Forum Komunikasi Pimpinan Derah Provinsi Riau, lintas instansi terkait dan mitra BKKN lainnya.

Gubernur Riau Syamsuar menyerahkan perhargaan pada pasangan KB lestari 20 tahun yakni Sutriono dnegan Anita Purwanti dari Kabupaten Kampar (Foto. Frislidia/Antara)


Menurut Gubenur, pelayanan KB baru atau ulangan serta ganti cara perlu terus dilaksanakan dengan tetap menberikan dukungan dan ruang kepada Penyuluh KB sebagai ujung tombak operasional di lapangan, supaya jangan terjadinya "baby boom" akibat 'stay at home', karena pandemi COVID-19.

Karenanya, peluang pelayanan sejuta Akseptor KB (nasional) hari ini, dan khususnya di Riau sebanyak 23.600 akseptor katanya berharap dapat dijadikan momen dalam penggerakkan dan pelayanan KB untuk meningkatkan ketertinggalan program.

"Untuk itu seluruh lintas instansi terkait perlu bersinergi untuk menekan permasalahan yang komplek terhadap pengendalian kependudukan di Riau seperti TFR yang masih tinggi sesuai hasil SDKI 2017 adalah 2,9 anak per wanita usia subur, tingginya unmet need sebesar 23,5 persen , rendahnya capaian MKJP yang masih sebesar 36,63 persen dan capai CPR 64,89 persen," katanya.

Selain itu, kata merinci lagi, masih tingginya kejadian ASFR pada usia 15-19 tahun pada perempuan, sehingga ini sekaligus menjadi tantangan yang besar dalam pencapaian target RPJMN 2020-2024 dan perlu menggalang dan menyatukan segala potensi bersama mitra terkiat yang diperkuat lagi dengan bergabungnya tenaga Peyuluh KB dan petugas penyuluh KB itu.

PLT Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Sri Wahyuni mengatakan Riau optimistis dapat menjaring 23.000 aseptor KB baru untuk memecah Rekor MURI sebanyak 1 juta aseptor nasional dalam menyambut Harganas tahun 2020 itu.

"Strateginya dengan melibatkan seluruh lintas sektor bergerak di lapangan, praktek Bidan mandiri, tenaga kesehatan lainnya, PPKBD dan sub PPKBD sebgai ujung tombak BKKBN di kabupaten dan kato hingga ke pelosok desa itu. Sejak pukul 07.00 WIB sudah mencapai 5,9 persen, sudah ada pergerakan dari jam perjam, dan terus dipantau berdasarkan input lewat sistem, dan input tersebut ditutup pada pukul 17.00 WIB Senin," katanya.

Teman-teman di lapangan tetap diharapkan bersemangat, kendati ada gangguan sinyal namun demikian tetap harus punya strategi sendiri dengan harapan Riau bisa mendukung pencapaian rekor MURI, atau minimal mendekati angka 1 juta, sebab masih ada peluang.