Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memerintahkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memanfaatkan teknologi untuk mengawasi titik-titik rawan terbakar.
"Mengenai manajemen lapangan sekali lagi manajemen lapangan harus terkonsolidasi, terkoordinasi dengan baik, area-area yang rawan "hot spot" dan "update" informasi sangat penting sekali, manfaatkan tekonologi untuk meningkatkan "monitoring"," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Baca juga: Presiden Joko Widodo minta penegakan hukum karhutla dilakukan secara tegas tanpa kompromi
Presiden Jokowi menyampaikan hal itu dalam rapat terbatas dengan topik "Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan" yang dihadiri langsung oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo serta pejabat terkait lainnya.
"Di tengah kesibukan kita dalam menghadapi pandemi ini jangan melupakan kita juga memiliki sebuah pekerjaan besar dalam rangka mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan. Rapat terbatas pada pagi hari ini kita akan mengingatkan kembali apa yang harus kita lakukan," tambah Presiden.
Presiden mengutip data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa 17 persen wilayah Indonesia sudah mengalami musim kemarau pada April, 38 persen pada Mei, 27 persen pada awal Juni dan sisanya baru akan memasuki bulan kemarau pada bulan Agustus.
"Kita masih punya persiapan pendek 1 bulan untuk mengingatkan ini, meskipun seingat saya bulan Januari atau Februari kita sudah membuat rapat besar di sini, untuk itu saya ingatkan kembali," ungkap Presiden.
Preside memberikan contoh pengawasan dengan sistem "dashboard" yang sudah diterapkan di Riau.
"Pengawasan dengan sistem "dashboard". Saya lihat di Polda Riau sangat bagus memberikan sebuah contoh dan saya sudah melihatnya langsung 'dashboard' itu bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail," tambah Presiden.
Presiden Jokowi meminta agar seluruh wilayah yang rawan kebakaran bisa membuat sistem seperti itu.
"Saya kira pengawasan akan jadi lebih mudah. Kemudian selain instrumen teknologi kita juga memiliki infrastruktur pengawasan sampai di tingkat bawah ini digunakan babinsa (Bintara Pembina Desa), bhabinkantibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), kepala desa ini digunakan," ungkap Presiden.
Tujuannya adalah memadamkan api sejak dini.
"Karena memang api kalau masih kecil kalau bisa kita selesaikan akan lebih efektif dan efisien dari pada sudah membesar baru kita pontang-panting," tegas Presiden.
Baca juga: Doni Monardo: Asap akibat karhutla bisa tingkatkan risiko terpapar COVID-19
Baca juga: Riau hujan hampir tiap hari akibat modifikasi cuaca
Pewarta : Desca Lidya Natalia
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB