Pemko Pekanbaru akhirnya ganti tulisan merah "Keluarga Miskin"

id pekanbaru miskin, miskin, miskin pekanbaru

Pemko Pekanbaru akhirnya ganti tulisan merah "Keluarga Miskin"

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus tunjukkan model stiker baru pengganti tanda cat merah bagi penerima bansos pemerintah, Pekanbaru, Sabtu (9/5). (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru mengganti tulisan merah "Keluarga Miskin" pada rumah warga penerima bantuan sosial pemerintah dengan stiker bertulis Keluarga Prasejahtera.

"Pemko Pekanbaru memasang tanda ini sebab dinilai tidak tepat sasaran, dan ada saran agar diberi tanda supaya tepat sasaran," kata Wali Kota Firdaus di Pekanbaru, Sabtu (9/5).

Perlu diketahui sehari setelah peluncuran pemasangan tanda cat merah bertuliskan "Keluarga Miskin" di rumah warga penerima bansos, Pemko Pekanbaru mendapat sorotan dan kritik berbagai pihak.

Firdaus mengatakan, banyak menerima masukan dan juga kritikan, baik yang langsung maupun melewati media sosial, semua itu diterima dengan baik sebagai masukan yang positif.

"Bahkan ada yang mengomentari penempelan tanda itu katanya, "Ada yang komen di medsos saya baca, 'Pak Wali sudah jelas itu rumah kayu, kenapa ditulis lagi sudah jelas miskin kok dikasih tanda. Apa pun kebijakan yang diambil tetap salah. Ini soal persepsi," jelasnya.

Firdaus bahkan mengibaratkan kondisi dan kebijakan yang diberlakukan oleh Pemko dinilai masyarakat seperti cerita kisah Abu Nawas. Dalam kisah itu, seorang bapak dan anak melewati empat negeri dengan seekor keledai, ia mencontohkan.

Di negeri pertama yang mereka lalui, orang mengomentari sang bapak yang dianggap tega kepada anak lantaran si bapak naik keledai dan sang anak dibiarkan berjalan. "Itulah orang tua yang tega. Anak kecil begitu disuruh jalan. Dia enak naik keledai. Salah lagi," kata Walikota bercerita.

Di negeri kedua, gantian sang anak yang menaiki keledai dan si bapak berjalan. "Itu anak tidak sadar diri. Orang tua disuruh di bawah. Dia enak-enak di atas. Salah lagi," kata dia.

Lanjutnya, di negeri ketiga, keduanya naik keledai. Lalu dikomentari orang sebagai orang zalim. "Keledai kecil. Dia naik berdua. Mana sanggup keledainya. Betul-betul manusia zolim. Salah lagi," jelasnya.

Di negeri keempat, keduanya turun dari keledai dan memilih berjalan kaki dengan menggiring keledai. "Di kampung terakhir akhirnya mereka turun. Ini manusia dungu, keledainya ada tapi mereka tidak naik. Salah lagi," kata Walikota.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Pekanbaru meluncurkan pemberian tanda cat merah bertuliskan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" pada rumah warga yang menerima Bantuan Sosial (Bansos) pemerintah.

"Ini tanda agar tidak terjadi tumpang tindih pemberian bansos kepada masyarakat ke depan," kata Wali Kota Pekanbaru, Firdaus kepada ANTARA, di Pekanbaru, Rabu.

Wako Pekanbaru Firdaus MT. (ANTARA/Vera Lusiana)


Firdaus mengatakan, selanjutnya pemberian cat merah bertuliskan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" bagi rumah warga akan dikoordinir oleh camat, lurah hingga RW/RT masing-masing.

Kata dia, nantinya semua rumah keluarga yang menerima bantuan pemerintah apapun jenisnya akan di cat merah tulisan tersebut, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang bertanya siapa yang menerima, serta tidak jelas dan terselubung.

"Ini juga akan jadi tanda kongkrit bahwa bantuan-bantuan sosial yang disediakan pemerintah yang jenisnya ada empat kelompok dipastikan tidak tumpang tindih," kata Firdaus, didampingi Waki Wali Kota Ayat Cahyadi juga saat peluncuran pemberian tanda.

Diakuinya, niat pemberian tanda tersebut sudah pernah ada dua tahun lalu namun tidak terwujud, maka dengan adanya musibah wabah COVID-19 saat ini, dimana ada model bantuan baru bagi mereka yang terdampak COVID -19.

Nantinya di bawah tulisan "Keluarga Miskin Penerima Bantuan" itu akan ada tulisan yang menjadi perbedaan penerima bansos, antara PKH, BLT, PTNP, BLT COVID-19. (Adv)