Wina (ANTARA) - Ribuan toko di Austria akan dibuka kembali pada Selasa saat negara itu menjadi salah satu negara pertama di benua Eropa yang melonggarkan kebijakan karantina nasional (lockdown) akibat pandemi virus corona, sekalipun pemerintah masih mengatakan bahwa bangsa itu "belum keluar dari bahaya".
Austria bertindak segera di awal wabah dengan menutup sekolah, bar, bioskop, restoran, toko tidak penting dan tempat berkumpul lainnya sekitar empat minggu lalu. Negara itu telah memberitahu masyarakat untuk tinggal di rumah dan bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Baca juga: 117 juta anak tidak mendapatkan imunisasi karena wabah COVID-19
Sejauh ini, kebijakan itu relatif berlangsung baik, setelah melaporkan total 368 kematian, lebih sedikit daripada beberapa negara Eropa yang lebih besar yang setiap hari melaporkan ratusan kematian.
Peningkatan harian dalam kasus yang dikonfirmasi di Austria ada dalam digit tunggal rendah dalam hal persentase dan rawat inap telah stabil.
"Secara ekonomi juga, kami ingin keluar dari krisis ini secepat mungkin dan berjuang untuk setiap pekerjaan di Austria," kata Kanselir Sebastian Kurz, seorang tokoh pemerintah konservatif dengan Partai Hijau, dalam sebuah surat terbuka kepada negara itu pada Sabtu, menjelang malam Minggu Paskah.
Pekan lalu, ia menguraikan rencana langkah-demi-langkah untuk membuka kembali sejumlah kegiatan ekonomi, yang dimulai dengan toko dengan luas hingga 400 meter persegi (4.300 kaki persegi) - kira-kira dua kali lipat lapangan tenis tunggal - serta semua toko peralatan rumah dan taman pada Selasa.
Langkah itu akan diikuti oleh pusat perbelanjaan, toko-toko besar dan salon mulai 1 Mei. Restoran dan hotel dapat dibuka kembali secara progresif mulai pertengahan Mei, kata Kurz.
Namun masih belum jelas apakah akan ada pembatasan jumlah orang yang diizinkan masuk ke toko-toko itu dan persyaratan bagi semua pembeli untuk mengenakan masker wajah. Kurz memberikan pesan yang membingungkan tentang penguncian, yang diberlakukan hingga akhir April.
Organisasi Kesehatan Dunia pada Jumat mendesak agar negara itu berhati-hati, dengan mengatakan: "Mencabut pembatasan dapat menyebabkan kemunculan kembali (virus) yang mematikan", tanpa menyebut Austria secara khusus.
"Saya 100% yakin bahwa kita telah melakukan hal yang benar dan melakukan hal yang benar," kata Kurz dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Kurier yang diterbitkan pada Sabtu.
Pada hari yang sama, ia mengatakan kepada media nasional ORF: "Kita belum keluar dari bahaya. Bahayanya masih ada di antara kita," mendesak masyarakat untuk terus mengisolasi diri dan menerapkan jarak sosial.
Negara-negara Eropa Barat lainnya telah melonggarkan kuncian mereka, meskipun dalam tingkatan yang berbeda. Pada Senin, Spanyol mengizinkan beberapa kegiatan, termasuk konstruksi dan manufaktur, dimulai kembali. Denmark membuka kembali pusat penitipan anak dan sekolah untuk anak-anak dari kelas satu hingga lima pada Rabu.
Baca juga: Kemenperin pastikan industri juga turut jalankan protokol kesehatan untuk cegah penyebaran COVID-19
Baca juga: 21.942 orang meninggal akibat corona di Amerika
Sumber: Reuters
Pewarta : Gusti Nur Cahya Aryani
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB