Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau, Syamsuar, belum mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada Menteri Kesehatan, sedangkan jumlah kasus positif COVID-19 terus bertambah menjadi 12 kasus hingga 6 April di daerah itu.
Juru Bicara COVID-19 Riau, dr. Indra Yovi Sp.P (K) ketika dikonfirmasi ANTARA di Pekanbaru, Senin, mengatakan yang berwenang untuk menjelaskan tentang pengusulan PSBB adalah Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19, dalam hal ini adalah kepala daerah. Untuk skala provinsi ketua gugus tugas adalah gubernur, sedangkan di Kota Pekanbaru adalah wali kota.
“Itu kan kapasitas itu bukan dari saya. Pertanyaan itu harus saya jawab harus dari Ketua Gugus Tugas (COVID-19), Pak Gubernur (Riau) berarti. Kalau untuk Pekanbaru itu dari wali kota karena karantina wilayah sendiri bukan hanya masalah kesehatan yang dibicarakan, logistik yang utama,” kata dr. Indra Yovi.
Gubernur Riau, Syamsuar, pada Senin ini tidak menggelar jumpa pers seperti biasanya untuk menyampaikan perkembangan penanganan COVID-19 kepada wartawan. Pertambahan kasus positif hanya disampaikan melalui rilis pers, dan juru bicara menambahkan semampunya lewat konfirmasi via telepon maupun pesan tertulis.
Sementara itu, dr Indra Yovi menyatakan sejauh ini Riau belum termasuk wilayah terjangkit COVID-19 dalam artian karena penularan belum terjadi orang per orang di wilayah Riau sendiri.
Provinsi Riau pada 6 April terdapat penambahan satu kasus positif COVID-19 sehingga total terdapat 12 kasus positif. Baru satu pasien yang dinyatakan sehat dan sudah dipulangkan.
Pasien ke-12 positif COVID-19 di Riau adalah pasien berinisial S. Pasien berusia 42 tahun itu merupakan warga Kabupaten Kampar, dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru. Namun, tidak dijelaskan riwayat pasien dari mana bisa tertular virus Corona.
Sedangkan, 11 kasus sebelumnya jelas terjadi penularan karenaimported cases karena dua pasien melakukan perjalanan ke Malaysia, sedangkan sisanya ada yang melakukan perjalanan ke daerah terjangkit seperti Jakarta, Surabaya dan Bogor.
Selain itu, hingga kini di Riau terdapat 163 pasien dalam pengawasan atau PDP. Dari jumlah itu, ada 87 orang masih dirawat, 71 negatif COVID-19 dan dipulangkan, dan lima orang meninggal dunia.
Namun, hingga kini lima PDP yang meninggal dunia juga belum bisa dijelaskan penyebabnya akibat COVID-19 karena hasil sampel swab belum diterima dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) kini mencapai 19.663 orang dan 3.848 ODP sudah selesai pemantauan.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Riau, Chairul Riski, menambahkan pengusulan PSBB dari Riau masih dalam proses pembahasan. "Dalam kajian, sabar ya," demikian Chairul Riski.
Baca juga: Dinas Kominfo Kampar sosialisasi bahaya corona ke pelosok desa
Baca juga: Tenaga medis Riau tangani COVID-19 mulai gunakan bantuan penginapan di Hotel Aryaduta
Baca juga: Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru batasi aktifitas jadi satu kali keberangkatan