Dumai, 3/8 (ANTARA) - Kabut asap yang menutupi sebagian besar wilayah Kota Dumai, Riau, sejak pekan terakhir Juli 2011 hingga Rabu pagi ini menyebabkan pendapatan para penarik becak di Kota Dumai, Riau kian menurun.
"Kabut asap ini membuat pendapatan jauh menurun, mungkin karena masyarakat malas ke luar rumah terlebih sekarang ini bulan puasa," kata Juarda, seorang penarik becak yang kerap mangkal di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya disamping gedung Bank Mandiri Cabang Dumai.
Ayah tiga anak ini mengaku kuatir kondisi udara yang tersusupi kabut asap tidak hanya dapat mengurangi penghasilannya, namun juga menganggu kesehatan anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan menengah pertama (SMP).
"Selain pendapatan yang berkurang, saya juga kuatir sama kondisi kesehatan anak-anak. Saat pagi hari atau waktunya mereka pergi kesekolah, kabut asap terlihat sangat tebal," ujarnya.
Juarda berharap ada antisipasi cepat dan tepat dari pemerintah setempat untuk segera menanggulangi kebakaran hutan dan lahan gambut yang menjadi penyebab munculnya asap di Kota Dumai.
"Harapan kita pemerintah cepat mengatasi masalah kabut asap ini. Satu lagi, kalau sudah reda sekarang, jangan sampai muncul lagi. Sekarang ini kan tidak, kabut asap selalu saja hilang-hilang timbul," kata Juarda.
Parulian, seorang pedagang pebecak lainnya yang kerap mangkal di Jalan Ombak juga berpendapat sama.
Pria 27 tahun ini berharap ada ketegasan dari pemerintah atas kasus-kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Dumai.
Menurutnya, kebanyakan kasus kebakaran hutan dan lahan merupakan tindakan sengaja yang dilakukan oleh kelompok atau orang-orang tertentu yang hanya memikirkan keuntungan sepihak hingga menepikan dampak negatif yang timbul akibat ulah tersebut.
"Sehari ini saja saya sempat melihat ada kepulan asap disekitar Kelurahan Purnama, Kecamatan Sungai Sembilan. Coba sebaiknya pemerintan sama polisi menyelidiki ini dan tangkap pelakunya jika terbukti disengaja.
Kalau tidak tegas, susah, besok-besok pasti ada saja kejadian yang sama," kata Parulian.
Sebelumnya Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Riau di Pekanbaru, Marzuki menyatakan pada Senin (1/8) satelit cuaca "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA) 18 yang dioperasikan Amerika Serikat mendeteksi sedikitnya 204 titik api di Riau.
Ke 204 titik api tersebut hampir tersebar di seluruh kabupaten/kota se Provinsi Riau meliputi Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 49 titik api, Siak 32, Bengkalis 29, Pelalawan 24 serta Rokan Hulu dan Kabupaten Indragiri Hulu masing-masing 17 titik api.
Kemudian Kota Dumai sebanyak 15 titik api, Kabupeten Kampar 12 dan Indragiri Hilir enam serta Kabupaten Kuantansinginsi sebanyak tiga titik api, kata Marzuki.
Berita Lainnya
Kabut asap pekat selimuti Dumai, warga terlihat belum gunakan masker
23 March 2024 23:19 WIB
PARADE FOTO - Langit Siak diselimuti kabut
01 November 2023 20:07 WIB
604 anak di Pekanbaru terkena ISPA diduga dampak karhutla
11 October 2023 19:53 WIB
Mesin ISPU di Pekanbaru tak berfungsi di saat warga membutuhkan
11 October 2023 18:11 WIB
Sekolah di Riau kembali tatap muka karena kualitas udara membaik
10 October 2023 17:28 WIB
Ciptakan hujan buatan, BPBD Riau semai 500 kg garam di Siak dan Pelalawan
10 October 2023 11:26 WIB
Pro kontra belajar daring saat bencana kabut asap di Pekanbaru
10 October 2023 8:40 WIB
SD-SMP masih masuk saat kabut asap melanda, orangtua di Pekanbaru khawatir
09 October 2023 21:26 WIB