Pelalawan, 1/7 (ANTARA) - Seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) terluka parah di kaki kanan depan akibat terjebak jerat kawat baja di dalam area konsesi hutan tanaman industri (HTI) PT Arara Abadi di Kabupaten Pelalawan, Riau.
"Awalnya kami mengira harimau terjerat di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, tapi setelah dilihat di lapangan ternyata berada di area HTI Arara Abadi," kata Kasi Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau Iwin Kasiwan, Jumat.
Berdasarkan pantuan ANTARA, lokasi harimau yang terjerat berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Pekanbaru. Tepatnya berada di tengah kebun akasia Arara Abadi yang tanamannya berumur sekitar tiga tahun, di Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan.
"Harimau yang terjerat berkelamin jantan, diperkirakan berusia 1,5 tahun dan berat sekitar 100 kilogram," katanya.
Proses evakuasi harimau itu melibatkan personel BBKSDA, WWF dan pihak perusahaan. Satwa loreng itu ditembak dengan peluru bius dan dipindahkan ke dalam kerangkeng kayu.
Harimau itu sempat meronta setelah ditembak bius, dan terlihat jelas luka menganga di kaki kanan depannya yang sudah terbuka hingga ke tulang.
"Setelah ini, harimau akan dibawa ke Kebun Binatang Kasam Kulim, Kabupaten Kampar, untuk mendapat perawatan," katanya.
Koordinator Monitoring dan Antiperdagangan Harimau Sumatera WWF Riau Osmantri mengatakan, harimau yang terjerat kemungkinan besar berasal dari Taman Nasional Tesso Nilo yang tak jauh dari konsesi Arara Abadi. Proses evakuasi dilakukan seaman mungkin karena kondisi harimau yang terluka parah dan sangat lemah.
"Harimau itu sudah sangat lemah dan stres karena sudah enam hari terjerat," katanya.
Harimau tersebut awalnya ditemukan warga bernama Marusaha Tanjung yang memasang jerat untuk menangkap babi pada enam hari silam.
"Saya kaget dan takut karena jerat kena harimau, makanya saya tinggalkan," katanya.
Namun, Marusaha akhirnya memutuskan melapor ke polisi karena harimau terlihat makin lemah dan tak bisa lepas dari jerat. Setelah itu, polisi baru melaporkan ke BBKSDA Riau pada Kamis (30/6) lalu.
Harimau Sumatera merupakan satwa endemik yang populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 300 ekor di Indonesia, berdasarkan survey gabungan LSM lingkungan tahun 2002. Sedangkan, populasi satwa yang dilindungi itu di Riau diperkirakan sekitar 60-80 ekor.