Riau inflasi 0,34 persen pada Februari karena pengaruh bahan pangan, begini penjelasannya

id inflasi,ekonomi riau,bps,harga bawang putih,berita riau antara,berita riau terbaru

Riau inflasi 0,34 persen pada Februari karena pengaruh bahan pangan, begini penjelasannya

Pedagang bahan pangan di salah satu pasar di Riau. BPS menyebutkan bahan pangan penyebab Inflasi di RIau (RIAN)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,34 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,46 pada bulan Februari 2020.

"Inflasi Riau terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu paling besar kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,79 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau sebagian besar adalah bahan pangan seperti cabai merah, bawang putih, rokok kretek filter, ikan serai, daging sapi, dan kentang. Kemudia ada juga kenaikan harga pemeliharaan, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, mie kering instan dan lain-lain.

Kenaikan harga bawang putih sempat terjadi pada awal Februari karena komoditas ini banyak impor dari China, dan pasokan sempat terganggu akibat terjadinya wabah virus corona di negara tersebut. Namun, harga mulai berangsur normal setelah pemerintah Indonesia membuka keran impor bawang putih dan melakukan operasi pasar.

Misfaruddin mengatakan inflasi juga dipicu kenaikan harga pada kelompok kesehatan sebesar 0,63 persen. Hal ini juga berkaitan dengan terjadinya wabah corona sehingga beberapa alat kesehatan permintaan meningkat sehingga harga juga ikut naik, seperti harga masker medis yang naik dua kali lipat dari normal.

Kemudian kenaikan harga juga terjadi pada kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,58 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,55 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,13 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,11 persen.

Selain itu, ada juga kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen. Sedangkan dua kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar -0,03 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,01 persen, sedangkan kelompok lainnya yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.

"Komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, angkutan udara, jengkol, ayam hidup dan lain-lain," katanya.

Ia mengatakan inflasi Tahun Kalender (Februari 2020 - Desember 2019) Riau kini sebesar 0,76 persen dan Inflasi Year on Year (Februari 2020 terhadap Februari 2019) sebesar 2,11 persen.

Dari tiga kota di Provinsi Riau, yang dipantau BPS untuk menentukan tingkat inflasi, semua kota mengalami inflasi. Kota Pekanbaru inflasi sebesar 0,37 persen, Kota Dumai sebesar 0,21 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,31 persen.

Baca juga: Riau mengalami inflasi 0,42 persen pada awal 2020, begini penjelasannya

Baca juga: Harga bahan makanan makin mahal picu inflasi Riau 0,79 persen, begini penjelasannya