Pekanbaru (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Badan urusan logistik (Bulog) Wilayah Riau & Kepri mencatat prestasi gemilang tahun 2019 ini, karena mampu menyerap padi petani pada musim panen melebihi target, yakni 133,63 persen.
"Capaian serapan padi petani oleh Bulog di wilayah Riau dan Kepri nomor tiga secara nasional," kata Kepala Bulog Riau Abdul Muis S Ali kepada antara di Pekanbaru, Rabu.
Abdul Muis S Ali menjelaskan Riau dan Kepri dipatok target serapan tahun 2019 sebanyak 4.416 ton beras. Namun seiring waktu berjalan realisasinya hingga pertengahan Desember ini sudah 5.901 ton.
"Jadi serapan padi petani tahun ini maksimal mencapai 5.901 ton beras atau setara gabah 11.802 ton," urai pria berkacamata itu.
Menurutnya, meskipun Provinsi Riau dan Kepri bukan daerah penghasil padi, namun untuk menjalankan amanat pemerintah pusat menjaga harga jual di tingkat petani, Bulog harus berupaya memaksimalkan penyerapan.
Ia mengatakan penetapan target serapan gabah ini disamakan dengan target tahun 2018, mengingat luas lahan tanam yang tidak jauh beda.
Muis mengakui tahun 2018 lalu pihaknya hanya mampu menyerap beras petani sebanyak 2.500 ton saja, jauh dari target yang ditetapkan yakni 4.000 ton.
"Karena persoalan harga gabah dan beras di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," ujarnya.
Dimana HPP gabah petani masih jauh lebih rendah ketimbang harga pasaran. Artinya petani mampu menjual hasil pertaniannya ke pengumpul swasta dengan harga lebih tinggi.
HPP 2017 yang ditetapkan Rp7.300 per kilogram. Untuk mengimbangi harga pasaran pembelian beras, sesuai instruksi pemerintah pada 2018 HPP juga telah dinaikkan menjadi Rp8.030 per kilogram.
Baca juga: Bulog akan gelontorkan bantuan beras 38 ton untuk Kampar
Baca juga: Stok beras Kampar 2.000 ton aman pascabanjir Rohul