Pekanbaru (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau meminta pemerintah daerah itu untuk lebih memprediksi bencana banjir terjadi guna mengurangi kerugian yang besar apalagi tiap tahun terjadi sehingga perlu diantisipasi lebih dini khususnya pada empat sungai besar.
"Empat sungai besar Riau memiliki potensi untuk terjadinya banjir dan bencana ini pun seperti kabut asap, berulang-ulang terjadi setiap tahun sehingga pemerintah daerah perlu segera menyusun konsep rancangan penanggulangannya," kata tim dari Kampanye dan Advokasi Walhi, Ahlul Fadhli di Pekanbaru, Sabtu.
Menurut Ahlul, konsep rancangan penanggunglangan banjir itu dibutuhkan agar pada tahun depan masyarakat bisa lebih siap untuk menghadapi bencana banjir sekaligus menekan kerugian material dan lainnya.
Banjir, katanya menjelaskan, bisa berdampak korban meninggal dunia, timbulnya wabah penyakit, sulit mendapat air bersih, kerugian ekonomi, berhentinya atifitas warga.
"Banjir yang datang dengan begitu derasnya bisa menghanyutkan dan menenggelamkan warga sehingga warga yang hanyut bisa meninggal dunia. Dampak ini juga bisa menyebabkan anggota keluarga mendapat efek psikologi yang tidak baik," katanya.
Selain itu, langkah-langkah dalam menghadapi bencana banjir juga perlu disampaikan masyarakat, seperti himbuan untuk melakukan bersih-bersih di aliran sungai dan juga pendirian posko-posko pengusian agar masyarakat cepat mengungsi seandainya banjir terjadi.
Ia mengatakan banjir yang terjadi sebagai akibat rusaknya kondisi lingkungan alam di Riau sebab Walhi mencermati banyak penebangan liar di aliran empat sungai besar Riau itu hingga mengurangi daerah resapan dan air hujan langsung turun ke sungai.
"Selain banjir mirisnya masuknya hewan buas ke permukiman warga yang belakangan terjadi menjadi bukti bahwa kondisi lingkungan alam di Riau sudah sangat memprihatinkan, karena itu diharapkan pemerintah perlu lebih serius dan sigap menanggapi masalah lingkungan ini," katanya.
Pemerintah yang daerahnya dilanda banjir juga harus memikirkan penanganan pasca banjir untuk mencegah terulangnya bencana tersebut di tahun depan. Jangan hanya ketika banjir, baru pemerintah bergerak,’’ katanya.
Sementara itu upaya yang perlu menjadi tanggungjawab bersama adalah menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuat rumah di pinggiran sungai, rajin membersihkan saluran air, melaksanakan tebang pilih dan reboisasi (penghijauan kembali), rajin membersihkan saluran air.
Berdasarkan data Kantor Basarnas Pekanbaru, warga korban banjir di Rohul mencapai 849 kepala keluarga (KK) atau setara 3.116 jiwa. Banjir merendam beberapa fasilitas sosial seperti masjid, dan akses jalan terputus. Selain di Rohul Kampar juga dilanda banjir.
Berita Lainnya
Mitsubishi Electric Indonesia lakukan inovasi dan solusi untuk lingkungan hijau
26 April 2024 17:02 WIB
Relawan: Partai Keadilan Sejahtera akan ikuti jejak PKB dan NasDem masuk koalisi
26 April 2024 16:29 WIB
Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional di Indonesia untuk perkuat bisnis penerbangan
26 April 2024 16:10 WIB
Mendag Zulkifli Hasan memusnahkan baja tulang tak sesuai SNI senilai Rp257 miliar
26 April 2024 15:31 WIB
Ilmuwan ungkap rotasi Bumi melambat, hari jadi lebih panjang
26 April 2024 15:16 WIB
72 tahun diplomatik, Indonesia-Kanada adakan Dialog Pertahanan Perdana di Jakarta
26 April 2024 15:05 WIB
Menlu Retno sebut satgas judi online lindungi WNI dari kejahatan transnasional
26 April 2024 14:17 WIB
Jeniffer Aniston akan buat ulang film klasik hits tahun 1980 "9 to 5"
26 April 2024 14:04 WIB