Kelangkaan Premium Berpotensi Rugikan Masyarakat Riau

id kelangkaan premium, berpotensi rugikan, masyarakat riau

Dumai, 9/3 (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Provinsi Riau mengklaim kelangkaan bahan bakar minyak terutama jenis premium yang terjadi di hampir seluruh wilayah Riau sangat berpotensi merugikan masyarakat disana triliunan rupiah.

"Secara logika, hitungan ini kita kalkulasi dari mahalnya harga jual premium eceran yang bervariasi, mulai dari Rp8 ribu hingga Rp30 ribu per liternya," kata Direktur YLKI Riau, Sukardi Ali di Pekanbaru saat dihubungi ANTARA via telepon dari Dumai, Rabu.

Selain itu, juga kerugian waktu masyarakat yang mengantre di setiap SPBU yang seharusnya juga dapat menghasilkan materi berbentuk uang.

Bayangkan, jelas Sukardi, dari total penduduk Riau yang berjumlah sekitar lima juta jiwa, sebanyak 20 persennya saja atau sekitar satu juta jiwa membeli minyak eceran yang harganya lebih mahal dua kali lipat atau sekitar Rp9 ribu.

"Sudah mendatangkan kerugian sekitar Rp4.500 per orang pengendara,"ujarnya.

"Jika dikali satu juta pengendara yang membeli minyak eceran tersebut, nilai kerugian per harinya bisa mencapai Rp4,5 miliar," terang Sukardi.

Dari jumlah tersebut, kata Sukardi, jika dikalkulasi dengan kelangkaan BBM yang sudah berlangsung satu pekan ini, kerugian berlipat hingga puluhan miliar rupiah.

"Diluar hitungan itu, ada kerugian besar lainnya. Dimana akibat kelangkaan BBM, roda perekonomian di Riau menjadi terganggu yang tentunya juga mendatangkan kerugian materi. Kerugian ini bisa mencapai triliunan rupiah bagi masyarakat dan perusahaan," terang dia.

Selain itu, menurut Sukardi, kelangkaan premium juga menyebabkan kerugian psikologis yang jika dikaitkan, juga sangat berpotensi menganggu roda perekonomian masyarakat.

"Kita harapkan, kerugian publik ini dapat lebih jelas, pihak-pihak perkompeten baik dari DPRD dan pemerintah sebaiknya juga menerjunkan tim untuk menganalisa total kerugian,"tambahnya.

Selain itu, Pertamina juga selayaknya membangun sistem pelarangan bagi SPBU untuk tidak menjual BBM ke tingkat pengecer yang tentunya sangat merugikan masyarakat pengendara.

Sebelumnya, seorang sumber berkompeten di Depot Unit Pemasaran (UPMS) PT Pertamina Cabang Dumai mengungkap, kelangkaan bahan bakar minyak di Riau disebabkan kegagalan produksi premium di Kilang Pertamina RU II Dumai.

Namun pernyataan sumber tersebut dibantah oleh juru bicara PT Pertamina RU II Dumai, Hendra, yang ditemui ANTARA di Dumai. Hendra menyatakan kelangkaan BBM di Riau disebabkan keterlambatan distribusi jalur laut.

Hasil produkasi BBM Kilang Pertamina RU II Dumai, sebelumnya juga untuk memenuhi kebutuhan BBM dihampir seluruh wilayah Riau baik Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya, bahkan hingga mensuplai keluar Riau seperti Sumatera Utara.(T.KR-FZR/B/B008/B008)