Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur RiauSyamsuar mengatakan citra Kampung Dalam yang selama ini dijuluki sebagai kampung narkoba di Kota Pekanbaru itu harus diubah agar citra negatif itu tidak lagi merugikan warga yang tinggal di daerah yang termasuk dalam Kecamatan Senapelan tersebut.
"Selama ini Kampung Dalam yang terletak di tepian Sungai Siak ini disinyalir masih menjadi sarang peredaran gelap peredaraan narkoba di Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru, dan citra ini harus segera dihapus jika Riau Pekanbaru terbebas dari narkoba," kata Gubernur Riau diwakili oleh Kabid Kelembagaan Koperasi dan UKM Provinsi Riau, H. Irianto SE, M.Si, di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, untuk menepis citra jelek itu, warga setempat harus lebih diberdayakan antara lain membekali mereka dengan keterampilan dan Gubernur Riau ingin warga Kampung Dalam memiliki kemampuan dan keahlian sehingga bisa menciptakan usaha legal mendapatkan penghasilan halal dan menjauhi narkoba.
Ia menyebutkan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Riau kini makin mengkhawatirkan, dengan letak geografis yang strategis, berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia merupakan pintu masuk peredaran narkotika jenis sintetis.
"Provinsi Riau juga dilewati jalur perdagangan trans Sumatera melalui lintas Timur yang merupakan jalur utama penyelundupan narkotika jenis tanaman dalam, yakni ganja berasal dari Aceh," katanya.
Selain itu secara demografi laju pertumbuhan ekonomi masyarakat Riau yang cepat dan pesat mengakibatkan pertumbuhan pengguna dan penyalahgunaan narkoba di Riau terus meningkat dari tahun ke tahun.
Rangking prevalensi narkoba di Riau berada dalam posisi 10 besar dari 34 Provinsi di Indonesia atau mencapai 1,87 persen dari jumlah populasi penduduk usia produktif atau kurang dari 100.000 jiwa.
"Jumlah yang cukup fantastis ini merupakan masalah pelik yang harus diselesaikan oleh semua pihak.
Upaya tersebut dapat disinergikan dimulai dari mengedukasi masyarakat agar mampu membentengi diri tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, tentang adanya kesempatan pemulihan bagi yang telah terlanjur menjadi korban sampai kepada penegakan hukum yang dapat memberikan efek jera kepada para pelaku narkoba," katanya.
Disamping itu pendekatan persuasif dan humanis terhadap masyarakat rawan narkoba dengan memberikan usaha yang legal dan mendapatkan penghasilan yang halal untuk menafkahi keluarga dan merubah stigma kampung itu, sebagai kampung narkoba.
Lurah Kampung Dalam, T. Junaidi mengatakan, pelatihan keterampilan menyablon, membuat kopi, dan cindera mata atau kerajinan yang digelar sinergisitas tiga BUMN ini, diharapkan warga Kampung Dalam dapat menyerap ilmu itu dengan baik.
"Melalui pelatihan tersebut, dan terbukanya usaha baru itu diyakini akan mendatangkan keuntungan bagi warga setempat, tentunya pemasaran produk mereka tetap difasilitasi Pemrov Riau," katanya.
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB