Jakarta (ANTARA) - Eksekutif musik Scooter Braun pada hari Jumat mengatakan keluarganya telah menerima "berbagai ancaman kematian" karena perseteruan dengan penyanyi Taylor Swift, dan memohon padanya agar mereka bisa berdamai.
Braun, yang awal tahun ini membeli label rekaman Big Machine Group di mana Swift merekam enam album pertamanya, mengeluarkan permohonan publik kepada sang penyanyi setelah dia mengatakan label itu tidak mengizinkan Swift menyanyikan lagu-lama lamanya di American Music Awards (AMA), Minggu.
Baca juga: Taylor Swift mengaku dilarang bawakan "medley" dalam AMA 2019
Pekan lalu, Swift mendesak 112 juta pengikutnya di Instagram untuk membuat Braun dan pendiri Big Machine, Scott Borchetta "mengetahui apa yang kalian rasakan tentang ini."
Dalam sebuah unggahan Instagram yang ditujukan untuk Swift, Braun menulis sejak penyanyi mengumumkan itu "ada banyak ancaman kematian yang ditujukan pada keluaga saya." Dia juga mengunggah salah satu ancaman dari Twitter.
"Saya berasumsi ini bukan tujuanmu tapi penting untuk memahami bahwa kata-katamu itu punya pengaruh luar biasa dan pesanmu bisa ditafsirkan berbeda-beda," tulis Braun.
Braun mengatakan setelah melewatkan upaya yang sia-sia untuk berdamai tanpa diketahui publik selama enam bulan terakhir, dia merasa tak ada pilihan "untuk meminta agar kita berdamai di hadapan orang banyak. Saya telah mencoba berkali-kali lewat perwakilanmu untuk menemukan solusi tapi sayangnya tak di sinilah kita sekarang."
Swift dan perwakilannya belum berkomentar.
Braun mengatakan Swift bisa menampilkan "lagu apa pun yang kau suka di AMA. Saya tak pernah dan tak akan melarang. Kau tidak butuh izin dari semua orang untuk melakukannya secara legal tapi saya di sini menyatakan secara jelas di depan publik sehingga tidak akan ada debat atau kebingungan."
Swift akan mendapatkan penghargaan artis dekade ini di AMA, Minggu. Dia mendapat lima nominasi lain, termasuk artis tahun ini dan album pop terbaik untuk rilisan barunya "Lover".
Swift bergabung dengan label Big Machine pada usia 15 tahun, merekam banyak lagu terkenal termasuk "Shake if Off" dan "You Belong With Me", namun ia meninggalkan label itu pada 2018 menuju Universal Music Group. Big Machine memegang hak milik master rekaman dari lagu-lagu lama Swift.
Pada Juni, Swift mencuit dia "sedih dan muak" karena label itu dibeli oleh Braun, yang jadi manajer Justin Bieber dan Ariana Grande. Dia juga menuduh Braun telah merundungnya di masa lalu.
Baca juga: Taylor Swift mengaku khawatir tak bisa buat lagu sedih lagi
Baca juga: Album Taylor Swift bertajuk 'Lover' pecahkan rekor di China
Penerjemah: Nanien Yuniar
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB