Jakarta (ANTARA) - Seorang pemimpin partai oposisi yang sudah dilarang di Kamboja Partai Penyelamat Nasional (CNRP), Mu Sochua, ditahan Imigrasi Malaysia di Bandara KLIA, Kamis.
Penahanan Wakil Presiden CNRP tersebut dilakukan sehari setelah Mu melakukan jumpa pers dengan media asing pada sebuah hotel di Indonesia yang kemudian dihentikan oleh Duta Besar Kamboja di Indonesia.
Kantor Imigrasi Malaysia dan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) belum memberikan pernyataan resmi terkait penahanan tersebut namun sejumlah sumber membenarkannya.
Komisioner Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia (Suhakam) Jerald Joseph mengatakan Mu Sochua saat ini masih berada di ruang Imigrasi Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Joseph mengungkapkan pihaknya sudah berbicara dengan Mu Sochua pada Rabu (6/11), yang mengatakan dirinya tidak ingin dideportasi ke Kamboja.
Pekan lalu, Thailand menolak masuk Mu Sochua ketika ia terbang ke bandara internasional utama Bangkok. Dia kemudian terbang ke Indonesia. Di Jakarta, Kedutaan Besar Kamboja pada Rabu meminta agar Mu ditangkap setelah tokoh oposisi itu mengadakan konferensi pers.
Pemerintah Kamboja secara resmi telah meminta semua negara ASEAN untuk menangkap dan mendeportasi Mu Sochua ke Kamboja bila tiba di negara ASEAN.
Kamboja mencontohkan langkah pemerintah Thailand yang mendeportasi Mu Sochua pada 20 Oktober ke Kuala Lumpur ketika dia mendarat di Bandara Suvarnabhumi di Bangkok. Langkah itu disebut seiring dengan semangat ASEAN.
Mu Sochua telah mangkir dari Pengadilan Kamboja pada 16 November 2017 dan partainya dinyatakan ilegal oleh pemerintah Kamboja.
Menlu Malaysia
Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah menegaskan pihaknya belum memutuskan permintaan dari Kamboja untuk mendeportasi pemimpin oposisi, yang juga Wakil Presiden Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), Mu Sochua.
Saifuddin kepada wartawan di lobi Parlemen, Kamis, mengatakan Malaysia telah menerima permintaan dari Kamboja untuk mengembalikan mereka dan telah menjawabnya.
"Tapi kami membuat keputusan sendiri. Saya pikir Imigrasi ingin mewawancarainya dan mungkin ingin tahu niatnya untuk datang. Tapi sejauh menyangkut Wisma Putra (Kemenlu), kami tidak dalam posisi untuk mendeportasi orang dan kami juga tidak suka melakukan itu," katanya.
Dia mengatakan pihaknya membuat keputusan sendiri bukan karena permintaan atau gangguan apa pun dari negara luar.
Dia mengatakan Imigrasi hanya melindungi kepentingan Malaysia dan pihaknya tidak akan ikut campur dalam hal-hal yang terkait dengan negara lain tetapi tetap mengikuti mereka.
Dia juga membantah bahwa pemerintah Malaysia berada di bawah tekanan dari Kamboja untuk menangkap siapa pun yang dianggap menentang Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.
Sebelumnya, kantor Imigrasi Kuala Lumpur International Airport (KLIA) diberitakan telah menahan Mu Sochua pada Rabu malam (6/11).
Penahanan tersebut dilakukan sebelum rencana pengembalian para pemimpin CNRP yang diasingkan, termasuk Mu Sochua dan pendiri CNRP Sam Rainsy, ke Kamboja.
Pewarta : Agus Setiawan
Berita Lainnya
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB