Satgas isyaratkan Siaga darurat karhutla Riau tidak diperpanjang
Pekanbaru (ANTARA) - Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau menyatakan masa status siaga darurat karhutla Riau akan berakhir pada 31 Oktober, dan kemungkinan besar tidak akan diperpanjang sampai akhir tahun.
"Tak ada perpanjangan, Insya Allah tidakdiperpanjang, karenanya kita bersyukur pada Allah SWTcuaca Riau membaik," kata Wakil Komandan Satgas (Wadansatgas) karhutla Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis.
Sebelumnya, status siaga darurat karhutla Riau ditetapkan sejak tanggal 19 Februari 2019. Masa siaga darurat karhutla Riau akan berakhir pada 31 Oktober tahun ini.
Ia mengatakan beberapa hari terakhir dari laporan BMKG menyatakan Riau nihil titik panas yang jadi indikasi karhutla.
"Jika dibandingkan dengan Jambi dan Sumatera Selatan, Riau sudah dapat dikendalikan," kataEdwar yang juga menjabat Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.
Meski begitu, ia meminta seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk menjaga kondisi tersebut agar karhutla dan kabut asap tidak terulang lagi.
Ia menambahkan, karena kondisi Riau relatif kondusif maka helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara bertahap mulai ditarik dari Riau. Pada Selasa (22/10) lalu, dua unit heli pengebom air (water bombing) sudah dipulangkan ke negara asalnya.
Sebelumnya, di Riau sempat bercokol delapan heli bantuan untuk membantu satgas karhutla Riau memadamkan kebakaran dari udara.
"Dua heli sudah kembali ke negara asalnya, satu ke Australia dan satu lagi ke Rusia," katanya.
Iamengatakan, kini tinggal dua heli bantuan yang masih siaga di Riau. Rencananya heli tersebut akan bertahan hingga masa status siaga darurat karhutla Riau berakhir pada akhir Oktober ini.
"Sekarang tinggal dua heli yang siaga sampai 31 Oktober," demikianEdwar Sanger.
Baca juga: Polda Riau segera tetapkan tersangka karhutla dari korporasi di Inhu, begini penjelasannya
Baca juga: Polda Riau: 70 tersangka karhutla termasuk korporasi
"Tak ada perpanjangan, Insya Allah tidakdiperpanjang, karenanya kita bersyukur pada Allah SWTcuaca Riau membaik," kata Wakil Komandan Satgas (Wadansatgas) karhutla Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis.
Sebelumnya, status siaga darurat karhutla Riau ditetapkan sejak tanggal 19 Februari 2019. Masa siaga darurat karhutla Riau akan berakhir pada 31 Oktober tahun ini.
Ia mengatakan beberapa hari terakhir dari laporan BMKG menyatakan Riau nihil titik panas yang jadi indikasi karhutla.
"Jika dibandingkan dengan Jambi dan Sumatera Selatan, Riau sudah dapat dikendalikan," kataEdwar yang juga menjabat Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.
Meski begitu, ia meminta seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk menjaga kondisi tersebut agar karhutla dan kabut asap tidak terulang lagi.
Ia menambahkan, karena kondisi Riau relatif kondusif maka helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara bertahap mulai ditarik dari Riau. Pada Selasa (22/10) lalu, dua unit heli pengebom air (water bombing) sudah dipulangkan ke negara asalnya.
Sebelumnya, di Riau sempat bercokol delapan heli bantuan untuk membantu satgas karhutla Riau memadamkan kebakaran dari udara.
"Dua heli sudah kembali ke negara asalnya, satu ke Australia dan satu lagi ke Rusia," katanya.
Iamengatakan, kini tinggal dua heli bantuan yang masih siaga di Riau. Rencananya heli tersebut akan bertahan hingga masa status siaga darurat karhutla Riau berakhir pada akhir Oktober ini.
"Sekarang tinggal dua heli yang siaga sampai 31 Oktober," demikianEdwar Sanger.
Baca juga: Polda Riau segera tetapkan tersangka karhutla dari korporasi di Inhu, begini penjelasannya
Baca juga: Polda Riau: 70 tersangka karhutla termasuk korporasi