Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Polisi Rudolf A Rodja menyebutkan empat orang meninggal akibat demo anarkis yang terjadi di Waena, Senin, termasuk seorang anggota TNI AD.
"Benar dari empat orang yang meninggal, termasuk tiga warga sipil dan satu anggota TNI AD. Pada saat ini, jenazahnya masih di RS Bhayangkara," kata Kapolda.
Penyebab kematian ketiga warga sipil itu, kata Kapolda, belum dapat dipastikan karena masih diperiksa dokter.
Ia menyebutkan penyebab kematian Praka Zulkifli, anggota Yonif 751 Raider, akibat luka-luka diduga terkena benda tajam dan lemparan batu.
Dari laporan yang diterimanya, terungkap aksi anarkis yang dilakukan pedemo itu terjadi di kawasan Expo, Waena saat mereka dipulangkan dari halaman Universitas Cenderawasih dengan menggunakan 15 truk.
Namun, saat melintas di Jembatan Waena, mereka minta diturunkan, lantas menyerang anggota TNI AD yang sedang sarapan.
"Usai menyerang, pedemo melarikan diri ke kawasan Expo sambil menyerang pasukan," jelas Irjen Pol. Rodja yang pernah sebagai Kapolda Papua Barat.
Selain menyebabkan empat orang meninggal, tercatat enam anggota Brimob luka-luka. Mereka harus mendapat penanganan intensif di RS Bhayangkara.
Sementara itu, warga sipil yang terluka dan dirawat di RS Bhayangkara tercatat 20 orang.
Baca juga: Papua terkini - Kapolda : Aksi demonstrasi di Wamena karena hoaks
Berita Lainnya
PT Freeport Indonesia setor Rp3,35 triliun kepada Pemprov Papua Tengah
17 April 2024 16:12 WIB
Politikus Golkar dukung upaya TNI-Polri tindak tegas OPM di Papua
16 April 2024 12:14 WIB
Mama-mama Papua ramai jual ketupat lebaran
10 April 2024 5:54 WIB
KPU RI upayakan rekapitulasi Papua dan Papua Pegunungan selesai malam ini
19 March 2024 13:32 WIB
KPU RI sahkan perolehan suara pasangan Prabowo-Gibran unggul di Papua Selatan
15 March 2024 16:10 WIB
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bentuk Koops Habema untuk satukan pola operasi di Papua
28 February 2024 15:53 WIB
BI Papua sebut langkah pengendalian inflasi harus jadi prioritas pemda
24 February 2024 10:42 WIB
Melestarikan bahasa lokal yang sebagian terancam punah di Papua
22 February 2024 14:04 WIB