Pekanbaru Inflasi Tujuh Persen Selama 2010

id pekanbaru inflasi, tujuh persen, selama 2010

Pekanbaru, 3/1 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menyatakan Kota Pekanbaru, Riau, mengalami inflasi sebesar tujuh persen selama tahun 2010.

"Laju inflasi tahun kalender 2010, dari Januari sampai Desember 2010, dan inflasi 'year on year' di Kota Pekanbaru masing-masing sebesar tujuh persen," kata Kepala BPS Riau Abdul Manaf, di Pekanbaru, Senin.

Menurut dia, inflasi selama 2010 di Pekanbaru sedikit lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai 6,96 persen. Inflasi tahun ini juga lebih tinggi dari prediksi Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Riau yang memperkirakan mencapai 6,18 persen.

Ia menjelaskan, laju inflasi di Pekanbaru pada bulan Desember sebesar 1,33 persen. Hal yang sama dialami Kota Dumai dengan inflasi sebesar 2,40 persen.

Inflasi kedua kota tersebut masing-masing menduduki peringkat 10 dan lima di Sumatera dari 16 kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), serta pada peringkat ke 19 dan enam dari 66 kota di Indonesia.

Menurut dia, semua Kota di Sumatera mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 2,97 persen, dan terendah atau deflasi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,26 persen.

Abdul Manaf mengatakan inflasi Kota Pekanbaru disebabkan oleh peningkatan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 4,00 persen, kelompok sandang sebesar 1,29 persen.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,69 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,35 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,22 persen, kelompok transpor.

Komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen.

"Komoditas yang paling tinggi memberikan sumbangan inflasi di Kota Pekanbaru adalah cabai merah sebesar 0,47 persen," katanya.

Komoditas lain yang memberikan sumbangan antara lain ikan mujair sebesar 0,18 persen, beras 0,14 persen, emas perhiasan 0,07 persen, nasi 0,06 persen, minyak goreng 0,05 persen.

Bawang merah dan telur ayam ras masing-masing 0,04 persen. Kemudian rokok putih dan bahan bakar rumah tangga masing-masing 0,03 persen, upah pembantu rumahtangga, kelapa, cabe rawit, rokok kretek filter, ikan serai, rokok kretek, petai, ikan kembung dan tongkol masing-masing sebesar 0,02 persen.

Sedangkan, beberapa komoditas yang meredam inflasi antara lain bawang putih 0,03 persen, daging ayam ras dan sawi hijau masing-masing 0,02 persen, gula pasir, wortel, jeruk, terung panjang, ketimun, dan buah pir, masing-masing sebesar 0,01 persen.