Ambon (ANTARA) - Kaum perempuan Kei meminta Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara untuk menutup tempat prostitusi di wilayah tersebut.
Siaran pers Tim Penggerak PKK Kabupaten Maluku Tenggara di Ambpn, Minggu, menyebutkan, tuntutan itu salah satu isi ikrar yang disuarakan ribuan perempuan Kei dalam peringatan hari Nen Dit Sakmas, yang digelar di lokasi taman budaya Makam Nen Dit Sakmas Ohoi Semawi-Wain, Sabtu.
"Menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan meminta Pemda untuk menutup tempat prostitusi yang ada di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, karena perempuan Evav/Kei adalah agung dan luhur," kata Ketua Tim Penggerak PKK Maluku Tenggara Eva Eliya Hanubun yang didampingi Wakil Ketua, Ros Beruatwarin ketika membaca ikrar perempuan Kei, diikuti ribuan perempuan yang hadir pada kegiatan tersebut.
Kaum perempuan Kei juga menyerukan beberapa hal lain, yakni perempuan Kei akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarga serta taat kepada tradisi yang bersumber pada hukum adat Larwul Ngabal dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Selain itu, meminta Pemda dan DPRD untuk menetapkan Perda Hawear (sasi) yang melindungi hak dan kewajiban masyarakat terutama perempuan evav.
Hawear adalah jati diri dan kehormatan Nen Dit Sakmas, sehingga penyalahgunaan adalah pelecehan terhadap harkat dan martabat perempuan evav.
Ikrar selanjutnya meminta dewan adat dan pemangku kepentingan adat agar memperberat sanksi adat atas pelanggaran norma serta martabat perempuan adat.
Perempuan evav juga agar diberikan ruang untuk mengaktualisasikan diri, harapan dan cita-citanya demi peningkatan kualitas hidup perempuan diberbagai bidang kehidupan sehingga tercipta harmonisasi dan kedamaian di bumi Larwul Ngabal.
Ikrar terakhir adalah menghargai perempuan evav sebagai pencipta kerukunan dan kedamaian serta pengikat tali kekerabatan dan persaudaraan.
Eva Eliya Hanubun menyampaikan, salah satu ciri khas kekayaan kultural masyarakat Kei adalah hormat terhadap kaum perempuan, dan akan menjadi keprihatinan jika pada kenyaataan masih terjadi perbuatan yang tidak bermartabat dan tidak adil terhadap perempuan Kei.
"Oleh karena itu, kita perlu menemukan kembali, merevitalisasi dan menghidupkan kembali akar-akar kebudayaan Kei melalui peringatan hari Nen Dit Sakmas untuk pertama kalinya di bumi Larwul Ngabal," terangnya.
"Bangkitlah perempuan Kei, mari kita letakkan fondasi kehidupan di Kei, dimulai dari kehidupan keluarga Kei, hidupkan dan perkuat kembali kearifan lokal Kei, dan jadilah Nen Dit Sakmas jaman sekarang," tambahnya.
Baca juga: Pemkot Palu terus tertibkan aktivitas pelacuran Tondo Kiri
Baca juga: Baru Sembuh Vanessa Angel Langsung ditahan Polisi terkait Prostitusi
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB