Jakarta (ANTARA) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menawarkan pemanfaatan teknologi radiasi untuk memandulkan nyamuk guna menekan populasi Aedes aegypti, nyamuk pembawa virus dengue, dalam upaya mencegah dan mengurangi kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Pemahaman umum masyarakat bahwa radiasi menyebabkan kemandulan. Itu yang kita manfaatkan. Radiasi bikin mandul dan itu kita pakai ke serangga," kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Batan Totti Tjiptosumirat kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Penanganan kasus DBD di Riau Dinilai Lemah, ini kritik Legislator
Dalam hal ini, ia menjelaskan, proses sterilisasi menggunakan radiasi diterapkan pada nyamuk jantan sehingga ketika nyamuk jantan kawin dengan ratu nyamuk maka telur yang dihasilkan tidak akan bisa menetas.
"Kita memelihara, memperbanyak serangga-serangga pejantan mandul di mana dia akan mengawini ratu nyamuk, tetapi setelah kawin, si jantan mati, si ratu bertelur kemudian mati, telurnya tidak akan menetas, populasi akan turun karena tidak ada yang menetas," ujar Totti.
Ia menambahkan, teknologi itu aman karena tidak menggunakan bahan kimia seperti pemberantasan nyamuk menggunakan insektisida.
Batan akan melepaskan nyamuk-nyamuk yang sudah dimandulkan ke alam bebas. Nyamuk-nyamuk jantan mandul itu akan kawin dengan nyamuk betina di alam bebas, namun tidak akan terjadi pembuahan setelah perkawinan itu sehingga telur yang dihasilkan tidak akan menetas. Dengan demikian, populasi nyamuk akan menyusut.
Teknik Serangga Mandul yang dikembangkan Batan sejak 2005 mempunyai tingkat keberhasilan sangat tinggi, dengan efektivitas penurunan populasi nyamuk sampai 96,35 persen.
Teknologi nyamuk mandul telah dimanfaatkan oleh beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Solo, Salatiga, Banjarnegara, Semarang, Bangka Belitung, dan kompleks perumahan Batan.
Hasil pengamatan dua tahun di daerah-daerah tersebut menunjukkan adanya penurunan kasus demam berdarah.
"Sekarang kita coba kerja sama dengan dinas kesehatan lain dalam rangka penanggulangan penyakit masyarakat seperti dengue supaya mereka juga memberikan dukungan dengan memakai teknologi ini," ujar Totti.
Teknologi untuk memandulkan pejantan nyamuk juga sudah disampaikan ke Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Belajar kendalikan DBD dari Singapura yang telah putus hubungan dengan DBD
Baca juga: Waspada DBD, RSUD Dumai sudah tangani 242 Pasien DBD
Pewarta : Martha Herlinawati S
Berita Lainnya
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB