(VIDEO) - Udara kota Pekanbaru memburuk dikepung asap Karhutla

id Karhutla, Riau, Kabut asap

(VIDEO) - Udara kota Pekanbaru memburuk dikepung asap Karhutla

Suasana langit Pekanbaru yang diambil dari Jembatan Siak IV, Rabu (31/7) pukul 08.30 WIB. (Foto Antaranews/Riski Maruto/19)

Pekanbaru (ANTARA) - Kualitas udara di Kota Pekanbaru pada Rabu pagi terus memburuk akibat diselimuti asap kebakaran hutan dan lahan yang kini melanda sejumlah kabupaten di Provinsi Riau tersebut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan jarak pandang di Kota Pekanbaru pada Rabu pukul 07.00 WIB sangat terbatas, berkisar hanya tiga kilometer akibat diselimuti asap.

"Jarak pandang Kota Pekanbaru pukul 07.00 WIB tiga kilometer akibat asap," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Mia Vadila.

Kualitas udara di Kota Pekanbaru ini merupakan yang terburuk sepanjang 2019, meskipun sejak awal Januari lalu kebakaran terus melanda Bumi Lancang Kuning yang hingga kini telah menghanguskan lebih dari 3.800 hektare tersebut.

Selain Pekanbaru, asap akibat kebakaran juga melanda Kabupaten Pelalawan. Bahkan, di wilayah itu kondisi asap terlihat lebih parah dengan jarak pandang hanya berkisar dua kilometer. Kabut asap di Pelalawan memang bukan sebuah kejutan mengingat wilayah itu merupakan kabupaten yang mengalami kebakaran terparah sepanjang dua pekan terakhir.

Berdasarkan data BMKG, Pelalawan tercatat sebagai penyumbang titik panas terbanyak dalam dua pekan terakhir. Pada Selasa kemarin, sebanyak 60 titik panas mengepung kabupaten Pelalawan yang secara geografis bertetangga dengan Kota Pekanbaru tersebut.

Sementara pada Rabu hari ini, titik panas di Pelalawan terpantau menurun drastis hingga hanya menyisakan empat titik. Selain Pelalawan, titik panas juga terpantau di Kabupaten Indragiri Hilir tiga titik, dan Kampar, Indragiri Hulu serta Rokan Hilir masing-masing satu titik panas

Sejumlah masyarakat kota Pekanbaru mulai mengeluhkan gangguan kesehatan akibat menghirup udara tidak sehat. Mereka pun mengaku mulai merasakan batuk serta mengurangi aktivitas di luar rumah.

Satuan tugas penanggulangan Karhutla Riau hingga hari ini terus berjibaku melaksanakan pemadaman Karhutla di Riau. Gambut yang rusak dan mengering serta sumber air terbatas membuat pemadaman sulit dilakukan.

Baca juga: BPBD Siak: cuaca panas dan angin kencang sebabkan api menyala lagi

Baca juga: Asap kebakaran hutan cemari udara ganggu aktivitas warga Pekanbaru