Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah warga di Kota Pekanbaru, Riau, mengeluhkan polusi kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena mengganggu aktivitas saat di luar rumah.
Berdasarkan pantuan Antara di Pekanbaru, Selasa, petugas pengamanan di Royal Asnof Hotel menggunakan masker medis ketika bekerja sebab mereka merasakan udara berbau asap menyengat sejak pagi hari.
“Saya dinas mulai jam 7 pagi bau asap sangat terasa sekali. Saya kebetulan memang sedang batuk, makanya saya minta masker supaya sakitnya tidak tambah parah,” kata seorang petugas pengamanan M Ridwan.
Seorang warga lainnya, Bagus Himawan, mengatakan asap sejak pagi membuat kondisi udara terasa berbau seperti arang. Kondisi tersebut merata di Kota Pekanbaru, mulai dari daerah Bukit Barisan, Hangtuah, Masjid Raya An Nur, Jalan Jenderal Sudirman di pusat kota, dan Harapan Raya.
“Benar-benar tak enak udaranya,” ujar Bagus seraya menambahkan batal berolahraga akibat kabut asap.
Seorang warga lainnya, Iwan, mengatakan kabut asap membawa serbuk, seperti abu rokok yang memenuhi kaca mobilnya pada pagi hari. Isteri Iwan yang menderita asma langsung dilarang untuk membuka pintu dan jendela rumahnya.
“Jendela mobil saya penuh abu seperti abu rokok. Saya khawatir asma isteri saya kambuh, makanya semua pintu dan jendela langsung ditutup,” katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap atau jerebu yang memenuhi udara berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan.
“Karena data hotspot (titik panas) terbanyak di Pelalawan, dan lokasinya terdekat dari Pekanbaru. Arah angin ke Pekanbaru dari arah tenggara dengan kecepatan 10 sampai 30 kilometer per jam,” kata staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir kepada Antara.
Berdasarkan data BMKG Pekanbaru dari pantauan citra satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukan ada 138 hotspot terpantau di Sumatera yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan. Provinsi Riau menyumbang paling banyak hotspot dengan 60 titik, diikuti oleh Jambi 30 titik, dan Bangka Belitung ada 16 titik.
Jumlah titik panas di Riau paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada 30 titik, kemudian Inhil 15 titik, Rohil 8 titik, Bengkalis dan Inhu masing-masing 2 titik, dan Kampar, Kuansing dan Siak masing-masing satu titik.
Dari jumlah tersebut ada 33 titik yang teridentifikasi sebagai titik api (firespot). Terbanyak di Pelalawan dengan 19 titik, Rohil dan Inhil masing-masing 5 titik, Bengkalis 2 titik, serta Kampar dan Inhu masing-masing satu titik.
Hingga siang sekitar pukul 11.15 WIB kabut asap masih pekat menyelimuti Pekanbaru. Pada website BMKG tercatat konsentrasi PM10 yang terkandung di udara di Pekanbaru membuat kualitas udara turun dari kondisi sehat ke sedang.
Baca juga: Kebakaran lahan gambut di Penarikan Riau belum berhasil dipadamkan, begini kendalanya
Baca juga: BMKG sebut kabut asap Pekanbaru akibat kebakaran lahan di Pelalawan, begini penjelasannya
Berita Lainnya
Kabut asap pekat selimuti Dumai, warga terlihat belum gunakan masker
23 March 2024 23:19 WIB
PARADE FOTO - Langit Siak diselimuti kabut
01 November 2023 20:07 WIB
604 anak di Pekanbaru terkena ISPA diduga dampak karhutla
11 October 2023 19:53 WIB
Mesin ISPU di Pekanbaru tak berfungsi di saat warga membutuhkan
11 October 2023 18:11 WIB
Sekolah di Riau kembali tatap muka karena kualitas udara membaik
10 October 2023 17:28 WIB
Ciptakan hujan buatan, BPBD Riau semai 500 kg garam di Siak dan Pelalawan
10 October 2023 11:26 WIB
Pro kontra belajar daring saat bencana kabut asap di Pekanbaru
10 October 2023 8:40 WIB
SD-SMP masih masuk saat kabut asap melanda, orangtua di Pekanbaru khawatir
09 October 2023 21:26 WIB