Jakarta (ANTARA) - Pembangunan Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB) untuk pengendalian banjir Kota Semarang, Jawa Tengah, progresnya sudah mencapai 92 persen atau lebih cepat 27,5 persen dari target rencana per 21 Juli 2019.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap dan terpadu melakukan penanganan banjir Kota Semarang mulai dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk bendung gerak.
Baca juga: Pembangunan Kanal Banjir Masih Terkendala Pembebasan Lahan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, mengatakan, nantinya Bendung Gerak Kanal Banjir Barat (KBB) berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Kota Semarang.
“Pada saat musim hujan, bendung ini akan berfungsi menahan aliran air sungai yang masuk KBB dan pada saat elevasi 2,5 meter, kemudian akan dialirkan ke laut. Sementara saat musim kemarau, bendung sepanjang 155,5 meter tersebut berfungsi sebagai penampungan air atau berkapasitas 700.000 meter kubii," kata Menteri Basuki.
Bendung KKB yang memiliki 4 span pintu dikerjakan sejak November 2017 lalu oleh kontraktor PT Adhi Karya dan PT. Minarta Kerjasama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 147,24 miliar.
Bangunan ini juga dilengkapi dengan rumah pompa dan rumah jaga untuk operasionalisasi bendung. Pekerjaan pembangunan ditargetkan selesai pada November 2019.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno mengatakan selesainya pembangunan Bendung Gerak KBB selain untuk pengendalian banjir juga akan menjadi kawasan wisata baru Kota Semarang.
"Tinggi muka air Kanal Banjir Barat dapat dikontrol sehingga bisa dimanfaatkan untuk wisata air maupun arena perlombaan seperti perlombaan perahu naga atau dayung. Ditambah lagi terintegrasi dengan pembangunan air mancur menari di Jembatan Sungai KKB (bridge fountain) yang dibangun Pemerintah Kota Semarang," jelasnya.
Ruhban mengatakan pula banjir rob yang kerap terjadi di utara kota Semarang, saat ini sudah jauh berkurang dengan adanya pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir dan rob yang dilakukan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang.
Pembangunan infrastruktur tersebut sangat penting, karena banjir rob telah mengakibatkan kerugian signifikan antara lain menganggu mobilitas angkutan logistik di jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa yakni ruas jalan Kaligawe-Genuk, terganggunya aktivitas angkutan umum di Terminal Terboyo, menurunnya produktivitas di Kawasan Industri Terboyo dan menggenangi permukiman penduduk.
"banjir rob hampir setiap hari terjadi bahkan pada musim kemarau. Saat ini sudah hampir tidak terjadi lagi sehingga lalu lintas di Jalan Kaligawe lebih lancar, Terminal Terboyo juga sudah tidak tergenang dan Kawasan Industri Terboyo juga sudah mulai bergerak "jelas Ruhban.
Baca juga: Puluhan Perahu Hias "Hidupkan" Sungai Banjir Kanal Semarang
Baca juga: Ribuan Lampion Terangi Malam Di Festival Banjir Kanal Barat
Pewarta: Ahmad Wijaya
Berita Lainnya
Dyah Roro Esti sebut kesenjangan teknologi di masyarakat perlu diminimalkan
24 April 2024 17:03 WIB
Hizbullah Lebanon serang kota Margaliot, Israel, balas serangan ke wilayahnya
24 April 2024 16:49 WIB
Wapres Ma'ruf Amin prihatin Palestina gagal jadi anggota penuh PBB
24 April 2024 16:16 WIB
Proyek restorasi lahan basah di China timur terpilih jadi proyek percontohan PBB
24 April 2024 16:04 WIB
Mahfud Md ucapkan selamat ke Prabowo dan Gibran atas penetapan KPU
24 April 2024 15:33 WIB
Bank Saqu catat jumlah nasabah perseroan capai 500 ribu per April 2024
24 April 2024 15:14 WIB
KPU RI tetapkan Prabowo-Gibran jadi presiden-wapres terpilih Pilpres 2024
24 April 2024 15:05 WIB
AHY: Kompetisi Pilpres 2024 telah berakhir dan kini saatnya rekonsiliasi
24 April 2024 14:50 WIB